Mohon tunggu...
Sri Patmi
Sri Patmi Mohon Tunggu... Penulis - Bagian Dari Sebuah Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah Bagian dari Self Therapy www.sripatmi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Artikel Sri Patmi: Peristiwa Bertuhan Melalui Jodoh Pilihan

19 April 2021   20:59 Diperbarui: 19 April 2021   21:17 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berkaitan dengan kehidupan yang diciptakan oleh Illahi Robbi secara berpasang-pasangan. Manusia memahami hakikat dari sebuah kehidupan ini adalah perpanjangan menuju masa yang telah dinanti. Segala kebaikan untuk manusia yang sudah disampaikan dengan wujud keagungan penciptaan Allah SWT. 

Bagian lain dari diri sendiri yang terpisah adalah jodoh dari Illahi Robbi. Kehadirannya menjadi catatan misteri dan akumulasi dari doa manusia yang digaungkan oleh penduduk bumi menuju langit. Jodoh manusia yang diharapkan menjadi bagian dari diri yang tak pernah terlepas meski takdir maut sudah dilekatkan dalam diri setiap makhluk yang bernyawa.

Kekuatan jodoh menjadi pengikatan janji suci yang telah disematkan dalam kehidupan ini. Meski berulang peristiwa terjadi secara langsung dan tidak langsung akan memberikan pengajaran bagi manusia untuk mengambil hikmah. 

Berulangnya kegagalan dalam percintaan berujung pada pengingatan memori untuk berhati-hati melangkah, utamanya dalam menentukan suatu pilihan jangka panjang. Jejak peristiwa itu akan terekam menjadi pijakan dalam menapaki kehidupan menuju berbagai dimensi ruang dan waktu.

Hal utama dalam meyakinkan diri bahwa seseorang yang bukan siapa-siapa merupakan jodoh terpilih adalah dengan mengenali diri sendiri. Refleksi dari pengenalan terhadap diri sendiri akan mewujudkan proyeksi paparan cerminan diri dalam wujud orang lain yang disebut sebagai jodoh. Proses pengenalan terhadap diri sendiri sudah diajarkan mulai dari diri ini diperkenalkan perjalanan hidup sebelum terlahir ke dunia dalam manifestasi fisik yang begitu nyata.

Segala kekuatan keyakinan jodoh yang tepat untuk diri berada dalam ikatan pengukuhan yang ditanamkan dalam jiwa. Bukan berarti sebuah pilihan ditentukan dengan sistem membabi buta dan kekonyolan semata. Pertautan kedua insan dalam ikatan suci pernikahan bermahkotakan doa yang sama-sama saling meyakinkan dan menguatkan. Pengaruh dari dalam diri adalah sesuatu yang mendorong lahirnya keteguhan dalam proses penentuan keputusan terhadap orang lain yang akan menjadi bagian dari diri sendiri.

Konsep ini senada dengan nubuat yang dipenuhi sendiri (self-fulfilling prophecy) yakni berupa ramalan yang menjadi kenyataan karena sadar atau tidak, kita meyakini sepenuhnya dengan berlandaskan kekuatan iman dsb serta mengatakan bahwa ramalan itu akan menjadi kenyataan. 

Bukan hanya perkara jodoh, hal sederhana yang kita yakini akan menjadi nyata, dengan segala dukungan dari semesta, itu semua akan terwujud menjadi kondisi fisik menembus keadaan mustahil dari sebuah akal pikir serta logika manusia yang terbatas. 

Konsep diri ini yang akan menjadikan manusia kokoh dalam menghadapi kenyataan hidup ini. Hanya diri sendiri yang dapat mempengaruhi orang lain menjadi bagian dari diri sendiri. Jangan pernah bermimpi mengubah atau mengenali orang lain sebelum mengenal diri sendiri.

Selain karena faktor pengaruh kuatnya konsep diri, faktor lain yang mempengaruhi adalah bagaimana diri sendiri mewujudkan sebuah konsep besar berupa the looking glass-self. Sudut pandang looking glass self akan mengubah cara manusia mengkonstruksi sebuah realitas yang terjadi. 

Lebih spesifik dalam hal jodoh, manusia diberikan pemahaman untuk dapat memahaminya lebih mendalam dan bermakna. Konsep ini mengajarkan manusia lebih mengerti tentang posisi dan keberadaan diri saat ini. Dari pantulan diri memandang diri sendiri, diri sendiri memandang orang lain, orang lain memandang diri sendiri, orang lain memandang orang lain. Jangan pernah berandai-andai setinggi langit jika kita tidak pernah memahami apa itu langit?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun