Lamellong : "Pekerjaan apakah yang hendak hamba lakukan tuanku ?"Â (Agaro jamang maelo ta ssuroang puang ?)
Raja Bone : "Carikan saya 100 orang buta dalam semalam di satu kampung"Â (melokka di sappareng tau uta 100 tau ri lalenna siweniie ri seddie kampong )
Lamellong : "Iya Baginda Raja"Â (Iye puang)Â Â
Dengan terperangah Lamellong pulang ke rumahnya merenung. Ia memikirkan tugas yang diberikan oleh Baginda Raja. Dengan segala kecerdasan dan kecerdikannya, pada malam itu ia mengambil sebatang pohon bambu tanpa dibersihkan daunnya.Â
Keesokan paginya, ia mengarak bambu itu keliling kampung. Tentunya hal ini mengundang tanya dan sotak seluruh warga bertanya dengan penuh keheranan dengan apa yang dilakukan oleh Lamellong. Lamellong hanya menjawab untuk mengikutinya. Sontak orang-orang yang penasaran mengikuti Lamellong.
Warga yang ditemui : "Wahai lamellong apakah gerangan yang kau arak itu?"Â ( o lamellong aga tu mbo murenreng?)
Lamellong : "Wahai tuanku hamba menghadap untuk menepati per mintaan tuanku 100 orang buta "Â (Ee puang engkana mangolo di idi tiwirekki taillaue 100 tau uta )
Raja Bone : "Yang manakah orang - orang itu lamellong ?"Â (tegai lamellong taunna? )
Lamellong : "Inilah semua nya tuanku"Â (iya manenna taunna puang)Â Â Seraya memanggil semua orang yang bertanya sebanayk seratus orang menghadap ke rajaÂ
Raja Bone : "Sungguh kurang ajar dirimu Lamellong kau bilang orang buta ternyata semuanya melihat"Â (pare- are mettoko iko lamellong .... muasengakka tau uta na makkita maneng).Â
Sang raja pun memeriksa orang -orang itu dengan geramnya sang raja pun memarahi Lamellong