Mohon tunggu...
Sri Patmi
Sri Patmi Mohon Tunggu... Penulis - Bagian Dari Sebuah Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah Bagian dari Self Therapy www.sripatmi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gawat! Lagi-lagi Perempuan Jadi Korban Ketamakan Kepentingan

25 November 2020   14:50 Diperbarui: 25 November 2020   14:57 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi pribadi

Kacamata kehidupan ini begitu luas. Disaat semuanya menganggap tak ada yang berdaya lebih selain kekuatan itu sendiri. Mereka memaknai kekuatan hanya berasal dari kehadiran fisik terhadap suatu muatan benda. Menggeser benda ke segala arah dengan kemampuan fisik. 

Perpindahan benda itu ke lain tempat bukti fisik kekuatan itu muncul dari perubahan arah benda kemanapun. Bergerak atas kekuatan fisik dapat menghasilkan efek dari berbagai lini kehidupan. 

Mengubah tatanan, struktur dan ruang yang lebih signifikan. Bagaimana bila kedua kekuatan fisik dan kekuatan dari sebuah harapan serta keyakinan itu dipadupadankan?

Bergerak dan bermutasi ke segala arah akan memberikan dampak yang dilihat secara visual kasat mata. Bagaimana dengan mereka yang terlihat diam tetapi ada pergerakan? 

Aksi dalam keanggunan, kelembutan, kebijaksanaan dan kemolekan dari seorang perempuan. Dengan mahkota kecil diatas kepalanya ia mengubah dunianya sendiri dengan nilai estetika yang sangat digandrungi oleh kaum lainnya. Melakukan pergeseran dengan tutur lembutnya. Perpindahan benda bukan dengan kekuatan fisik semata. Hal yang dilogikan secara sederhana dengan pemahaman yang sangat luas.

Kekuatan mereka terlihat anggun nan rupawan. Rupanya yang indah menjadi bagian dari kesantunan yang ditunjukkan dalam wujud fisik yang mampu dipandang semua mata. 

Kemolekannya berlenggak lenggok dalam panggung kehidupan akan menjadikan mereka semakin dipandang memberikan keuntungan untuk sebagian para pemegang kepentingan untuk dirinya sendiri. Kehadirannya ditengah kehidupan ini dimanfaatkan sebagai komoditas perdagangan bebas. 

Dimana keindahan dan kemolekan tubuh mereka diperjualbelikan bak barang yang dipajang pada sebuah etalase. Mencicipi bukan untuk memiliki. Pemuas nafsu birahi bagi sebagian lelaki.

Dalam keadaan suka atau tidak suka, mau atau tidak mau itu dilakukan demi memenuhi isi kantong dan isi perut. Polesan keluguan mereka harus digantikan dengan tebalnya bedak, gincu dan perabotan lenong lainnya.

 Miris, jika pada awal telah dijelaskan kekuatan dalam wujud keanggunan, sekarang dibenturkan dengan makna yang terbalik. Keanggunan mereka direnggut oleh faktor kepentingan semata.

Diperparah dengan kondisi dimana kekerasan menjadi aksi untuk melenggangkan ketundukan terhadap suatu perintah. Alih-alih mereka tidak memiliki kekuatan justru malah kekuatan itu bergerilya menjadi aksi sporadis menghancurkan lawannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun