Mohon tunggu...
Sri AdelliaMunaff
Sri AdelliaMunaff Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Defisit Daging, Kementan Impor Kerbau

22 Desember 2018   00:35 Diperbarui: 22 Desember 2018   00:37 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi peternakan sapi (kredit: Pucuk Paku/Liputan 6)

Tingginya kebutuhan daging sapi yang tidak bisa diimbangi dengan produksi dalam negeri, membuat Kementerian Pertanian (Kementan) berencana mendatangkan 100 ribu ton daging kerbau dari India pada 2019 nanti.
Menurut hitungan Kementan, ada defisit 33% produksi daging sapi bila dibandingkan dengan kebutuhan dalam negeri. Itu sebabnya, Kementan mengajukan impor sapi bakalan, daging sapi beku, dan juga daging kerbau.

Mengacu pada besaran defisit tadi, artinya produksi sapi lokal yang sebanyak 2,3 juta ekor itu baru bisa memenuhi 67% kebutuhan rakyat Indonesia.

Kementan sendiri sudah melancarkan beberapa jurus untuk mendongkrak produksi daging dalam negeri. Mulai dari Upaya Khusus sapi indukan wajib bunting (upsus siwab) dan juga melarang pemotongan sapi betina yang masih produktif.

Kerbau pun impor (meme editan pribadi)
Kerbau pun impor (meme editan pribadi)
Sumber:industri.kontan.co.id 

Akan tetapi, upaya menggenjot produksi daging itu juga hendaknya tidak mengabaikan peternak lokal. Seperti program Kementan tahun 2018 hingga 2019 nanti, yang rencananya akan menyalurkan 6.000 sapi indukan impor jenis brahman cross atau BX ke seluruh Indonesia. Tujuan dari kebijakan penyaluran sapi impor asal Australia itu adalah untuk meningkatkan populasi sapi dalam negeri.

Masalahnya, muncul perbincangan di kalangan peternak di Jawa Tengah, yang kuatir masuknya sapi impor BX itu akan membuat harga sapi lokal anjlok.

Harga timbang hidup sapi BX itu berkisar Rp 34.000/kg. Kalau harga timbang hidup sapi lokal bisa Rp 42.000 hingga 47.000/kg. Sapi BX dijual sekitar Rp 12 juta/ekor. Sementara sapi lokal harganya bisa menyentuh Rp 17 juta/ekor.

Akan tetapi, peternak yang tak setuju keberadaan sapi impor juga tidak berdaya. Mereka tidak bisa berbuat banyak terkait masuknya sapi BX dari Australia itu. Karena pemerintah sendiri sudah membuat regulasi yang membolehkan sapi ini dikembangbiakkan di Indonesia.

Pihak Kementan berhadap, di tahun 2019 nanti, populasi sapi di Indonesia dapat meningkat menjadi 20 juta ekor agar mengurangi ketergantungan impor sapi dan kerbau. Sedangkan saat ini jumlah sapi masih berkisar di angka 19 juta ekor.

Celoteh peternak (meme editan pribadi)
Celoteh peternak (meme editan pribadi)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun