Mohon tunggu...
Sri Mulyono
Sri Mulyono Mohon Tunggu... Politisi - di kantor

bersyukur dalam segala keadaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Harta Kekayaan Calon Kapolri, Guru Kencing Berdiri Murid Kencing Berlari

27 Juli 2013   14:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:57 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kekayaan Calon Kapolri

Guru kencing berdiri murid kencing berlari

Setelah ditetapkan  oleh Kompolnas sebagai calon Kapolri, kewajiban berikutnya para calon adalah melaporkan harta kekayaan ke KPK. Kapolda Bali Irjen Arif Wachjunadi  total kekayaan Rp 4.524.601.851. Budi Gunawan  tercatat memiliki total harta kekayaan sebesar Rp 4,6 miliar. Pada tahun 2012, Badrodin Haiti memiliki harta kekayaan sebesar Rp 5,8 miliar. KomJend Sutarman 5,3 milyar. Putut Bayu Seno Rp. 482 juta pada tahun 2002,  Anang Iskandar enggan menyebut jumlah kekayaanya saat ini hingga media masih memakai catatan 2009 sebesar 2,4 miliar. Merujuk pada laporan harta kekayaannya Sungguh para calon Kapolri ini benar benar sosok Petinggi Polri yang sangat bersih bahkan sangat sederhana.

Sementara itu di pengadilan Tipikor sedang berlangsung sidang kasus Korupsi seorang  mantan Jenderal Polri, Irjend Djoko Susilo ternyata aset kekayaan terdakwa kasus korupsi simulator SIM di Korlantas Polri,  yang disita oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru 30 persen. "Ini baru 30 persen saja, coba anda bayangkan, terus yang disita cuma segini aja. Sementara 70 persen tidak tersentuh. Apakah anda mau itu uang rakyat atau uang anda sendiri?" ungkap mantan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein, usai bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Jumat (19/7/2013). Nilai aset Irjen Djoko Susilo yang dimasukkan di dakwaan mencapai lebih dari Rp100 miliar. Irjend Djoko Susilo juga hoby koleksi keris hingga harganya milyaran. Ada peristiwa yang sangat menarik pada kasus irjend Djoko S yaitu rebutan penanganan kasus antara Mabes Polri dengan KPK sampai presiden turun tangan memerintahkan supaya kasusnya ditangani KPK.

Dari tanah Papua ada Aiptu Sitorus yang memiliki bisnis senilai 1,5 trilyun. Seorang berpangkat Aiptu Polri yang mengalahkan seluruh Jenderal Polisi dinegeri ini bahkan mungkin diseluruh dunia. Kasus Aiptu Sitorus kemungkinan besar akan aman aman saja karena ditangani oleh Mabes Polri. Mungkin ditubuh Polri hanya Jenderal Djoko Susilo yang korupsi sementara jenderal yang lain semua bersih. Jika Polri demikian adanya maka KPK harus segera dibubarkan karena tidak diperlukan lagi. Laporan PPTAK tahun 2005 tentang rekening gendut sejumlah petinggi Polri juga pasti salah dan seharusnya PPATK dibubarkan karena telah membuat  laporan Negara bohong serta membuat fitnah.  Majalah Tempo yang memuat lengkap nama dan rekening gendut para petinggi Polri juga sebaiknya dituntut dan dibubarkan karena telah melakukan pencemaran nama baik, tidak professional dan menyalahi etika jurnalistik.

Terlalu banyak anomali di negeri ini, akal sehat semakin sulit mencerna, termasuk gejala para pejabat tinggi negara yang  mengaku hidup sederhana dengan kekayaan pas pasan. Mengapa ?! Pada Pemilu Presiden 2009, SBY membuat laporan kekayaan sebesar 7,6 milyar rupiah, mungkin ini yang menjadi patokan dari seluruh calon Kapolri bahwa tidak boleh memiliki kekayaan diatas presiden alasan kedua gaji, tunjangan dan uang operasional pejabat Negara semua tertulis rapi di anggaran jadi tidak boleh ada sumber kekayaan yang berasal diluar anggaran resmi.  karena presiden kekayaanya hanya 7,6 milyar maka kekayaan pejabat yang dibawah presiden harus berada dibawahnya.

Sementara masih segar diingatan bahwa resepsi pernikahan Ibas menghabiskan dana lebih dari 10 Milliar. LSM Bendera mencatat bahwa Biaya pernikahan Ibas-Aliya menghabiskan dana sebesar Rp 12 Miliar. Tabloid Cek dan Ricek melaporkan prosesi pernikahan ini menghabiskan dana sebesar Rp 40 Miliar. Rasanya akal sehat bangsa Indonesia ini tidak diperlukan lagi.  Entah bagaimana caranya, “semua bisa diatur” kata pak Sudomo pejabat abadi orba. Ramai ramai menyembunyikan harta kekayaan Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun