Mohon tunggu...
Sri Mulyani
Sri Mulyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ekonomi syariah STEI BINA MUDA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tak Mampu Memutar Waktu

22 April 2021   21:53 Diperbarui: 22 April 2021   22:06 9701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dulu sekali, ketika tubuhku tak setinggi, seberat, sebesar dan tampak sebagai seorang remaja seperti sekarang ini, ketika bayak orang terutama keluargaku merasa terhibur dengan kehadiranku walaupun terkadang juga aku menjengkelkan mereka. Ketika itu, aku tak sama seperti sekarang, tingkahku sekarang berbeda jauh dari aku yang dulu, ketika usiaku belum terlalu mengerti untuk bertingkah yang baik, aku memang kekanak -- kanakan, itu karena aku masih anak -- anak. Suasana sekarang tak sama seperti dulu, banyak sekali perubahan, dari perkembangan zaman, cara berfikir, gobalisasi sampai global warming, sekarang memang tak sama seperti dulu 

Dulu aku bebas, bebas tanpa terbebani banyak masalah yang memusingkan kepala, tak seperti sekarang, hidupku ini bagaikan hanya utuk memikirkan dan menyelesaikan masalah, yang kalau dipikrkan malah buat pusing, dan sekalipun aku mencoba menyelesaikannya juga tak kunjung selesai, wah memang masalah selalu bikin masalah dan aku lelah, aku rindu aku yang dulu. 

Tapi sekarang memang tak sama seperti dulu Tak masalah aku sering dimarahi seperti dulu, tingkah yang tak bisa diatur dan terkadang buat orang jengkel, itu sudah biasa aku lakukan, namanya juga anak -- anak, tak memperdulikan dampaknya, yang penting aku bisa bersenang -- senang. 

Oh anak -- anak itulah masa -- masa yang menyenangkan dan memberi kesenangan. Sekarang aku jarang dimarahi, aku lebih sering diberi nasehat, tak sama memang dimarahi dan dinasehati, mungkin karena aku sudah dewasa. Tapi aku rindu tangan -- tangan yang sebenrnya terpaksa menjewer telinga ini, mencubit lenganku ini, menghempaskan telapak tangannya ke bagian tubuhku hingga terkadang memerah, tapi sekarang aku sadar, itu untuk kebaikanku, dan karena mereka sayang padaku. Mungkin dulu aku merasa sakit, aku menangis sejadi -- jadinya karena dimarahi orang tuaku, tapi sekarang aku mengerti alasan mereka memarahiku dan aku rindu saat saat itu, aku tau aku rindu dan aku sangat rindu, tapi sekarang memang tak sama seperti dulu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun