Mohon tunggu...
Sri Mulyani
Sri Mulyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Biasa

Mencoba menulis dengan menaggapi beberapa peristiwa atau kejadian.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penggusuran sebagai Proyek Normalisasi Sungai di Jakarta dalam Pandangan Utilitarian

22 April 2021   01:10 Diperbarui: 22 April 2021   01:37 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Jakarta merupakan salah satu kota yang memiliki kepadatan penduduk yang besar. Kebutuhan lahan yang semakin tinggi serta tingginya jumlah penduduk yang tinggal di kota ini membuat berbagai macam permasalahan kota timbul. Permasalahan kota yang cukup sering di alami adalah kemacetan dan banjir. 

Salah satu cara pemprov untuk mengatasi permasalahan banjir ini adalah dengan normalisasi kali ciliwung. Program normalisasi ini merupakan program dari pembangunan nasional. Normalisasi sungai adalah kegiatan mengeruk dan memperlebar sungai sehingga daya tampungnya menjadi lebih besar sehingga air sungai dapat mengalir dengan baik sampai ke tempat terakhir perairan

Dalam menjalankan proyek normalisasi di jakarta ini membutuhkan pembebasan lahan atau penggusuran disekitar kawasan sungai ciliwung. Padatnya pemukiman disekitaran bantaran sungai ciliwung membuat beberapa rumah warga terpaksa harus digusur. 

Salah satu daerah yang terdampak dari proyek normalisasi sungai ciliwung ini adalah kawasan kampung pulo, dan daerah lain dijakarta yang. Sejak di keluarkannya keputusan terkait normalisai sungai di wilayah jakarta, sebagian warga menolak untuk dilakukan penggusuran pada tempat tinggal mereka. Warga sempat melakukan pengajuan ke MA terkait dengan penolakan penggusuran untuk proyek normalisasi ini.

Pemerintah juga menyarakan agar warga bersedia untuk direlokasi pada rumah susun yang telah dibangun dan dikelola pemerintah. Namun sebagian warga yang terdampak penggusuran ini menolak akan relokasi tersebut dikarenakan berbagai macam alasan. 

Salah satu alasan mereka adalah adanya biaya sewa pada rusun tersebut dan sulitnya mencari pekerjaan jika mereka harus direlokasi, karena sumber mata pencaharian mereka dekat dengan tempat tinggal mereka.  Demi tujuan dari normalisasi sungai yang mencoba untuk melakukan penataan ruang kota yang lebih baik ini, harus ada yang dikorbankan demi tujuan bersama ini. Konsep pembangunan dengan dilakukannya penggusuran ini seperti sebuah teori yang di sampaikan oleh John Stuart Mills yaitu utilitarian.

Utilitarianisme merupakan bentuk dari kritik terhadap teori kantian immanuel kant, yang sangat mementingkan pada aturan moral dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Teori Kant hanya berpegang pada apa yang disebut perbuatan baik, tidak berfokus pada akhir dari perbuatan tersebut. Teori ini menimbulkan pertanyaan pada bagaimana konsekuensinya atau bagaimana tujuan akhirnya. Dan utilitarianisme ini merupakan jawaban dari pertanyaan tersebut. Utilitarianisme merupakan teori yang berfokus pada hasil, atau konsekuensi dari tindakan, dan menganggao niat itu tidak relevan. Konsekuensi disini merupakan perbuatan baik, yang memiliki hasil yang baik. (Mills,2001)

Teori utilitarianisme ini merupakan teori yang dikembangkan oleh dua filsuf yaitu Jeremy Bentham dan John Stuart Mill, dan mereka mengarah pada pemikiran fifsuf yunani kuno yaitu Epicurus. Seperti dengan namanya, Utilitarian merupakan teori yang menunjukan sebuah kegunaan atau utilitas. 

Menurut Jeremy Bentham, doktrin utilitarianisme ini menjelaskan bahwa memaksimalkan kebahagiaan dengan melampaui kesakitan merupakan prinsip tertinggi moralitas. pandangan antropoligis Bentham mengenai yaitu manusia sangat dipengaruhi oleh rasa sakit dan senang, maka dari itu rasa yang dimiliki itu terkadang menjadi pengusa dari diri manusia tersebut, dan sebisa mungkin menghilangkan rasa sakit.

Utilitarianisme berasal dari kata utilitis dalam bahasa latin yang memiliki arti manfaat atau guna. Suatu tindakan dinilai atau dikatakan berguna jika akibat dati tindakan tersebut secara keseluruhan memperhitungkan semua orang tanpa membeda-bedakan atau setara satu sama lain, dan membawa keuntungan atau kebahagiaan bagi mayoritas. Dan memiliki pegangan pada prinsip The greatest good to the greatest number, atau berarti kebahagian yang baik adalah kebahagiaan mayoritas (Arief,2019).

Menurut Mills (2001), Kebahagiaan merupakan tujuan akhir dari seluruh manusia, dan maka dari itu manusia melakukan segalanya demi kebahagiaan itu. Utilitarian bukanlah sebuah konsep egois, karena didalam mencapai sebuah kesenangan kita tidak hanya mencari kesenangan pribadi, namun juga kesenangan bersama atau untuk banyak orang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun