Mohon tunggu...
Sri Melni
Sri Melni Mohon Tunggu... Guru - Guru

Sri Melni Guru SMPN 1 Gunung Talang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Minggu Pertama bersama Kepsek Baru

14 Januari 2020   23:00 Diperbarui: 14 Januari 2020   23:09 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampai di sekolah saya lansung menuju ruang majelis guru, kebetulan kepsek baru udah ada di ruangan, saya salami semua  dan lupa finger waktu sudah menunjukan jam 7.30, eh... ternyata listrik juga padam. setelah guru yang mengajar jam pertama masuk kami sempat ngobrol bersama kepsek dan kawan kawan. Dalam cerita tersebut Kepsek juga ingat dengan hasil rapat yang kemaren bahwa saya di tunjuk untuk mendampingi beliau mendokumentasikan setiap item yang ada di SMPN 1 Gunung Talang seblum beliau memulai dari nol km, mulai dari ruang majelis guru,ruang wakil, mushala, WC, ruang kopsis, ruang bendahara, halaman depan, labor IPA, tempat parkir dan lapangan basket serta tempat pembuangan sampah.

Sambil mendokumentasikan saya juga diminta untuk menggabungkan beliau ke grup Geschool SMPN 1 Gunung Talang, yang mana beliau memberikan android beliau ke saya. Saya cek beliau belum tergabung saat berada di SMPN 1 Bukit Sundi. saya perikasa email yang ada di HP beliau ternyata juga lupa paswornya, akhirnya saya buatkan akun baru beliau untuk masuk ke Geschool. Sambil berjalan juga beliau bawa ke masing masing ruangan utuk didokumentasikan sehingga pagi itu memang saya mengikuti beliau kemana beliau mau.

setelah jam istirahat kelas VII.4,VII.5 danVII.6 mengadakan goro bersama guru yang mengajar untuk membuka sekat lokalnya serta membersihkan lokal yang 3 tersebut. Karena Goro sudah dimulai saya pun menuju kesana secara spontan dan kepsek pun masuk ke ruang beliau bersama bendahara BOS. Kami beserta siswa merapikan meja untuk kegiatan rapat MKKS SMP hari esoknya, para siswa laki-laki mengangkat kursi keatas meja dan yang perempuan menyapu serta mengepel lantai.

setelah disusun rapi oleh siswa kami konfirmasi dulu ke kepsek apakah kursi yang di pakai tetap kursi kayu atau bagaimana?

beliau bilang ngak apa apa, mungkin beliau menyangka bahwa hanya kursi tersebut yang ada. tapi saya tawarkan ke waka Kesiswaan bapak Mardiyon bagaimana kalau pakai kursi  plastik dari labor TIK dan beliau menyetujuinya, maka kami segera mengajak siswa untuk mengangkatnya ke labor IPA dan mengganti dengan kursi plastik. Saat mendapingi siswa mengepel, perut ini terasa keroncongan yang kebetulan juga belum makan serta diikuti juga dengan cuaca hujan.

Saya menuju ke TU jika ada yang akan di makan ternyata tidak, saya lansung meluncur ke rumah makan Dendeng Baracik yang di depan sekolah kami.

Samapai di sana saya lansung pesan kepala ikan gulai yang kebetulan kesukaan saya tampah kerupuk emping kuah. hhhmmmm begitu nikmatnya saat itu sehingga saya lupa sebelum menuju rumah makan saya bawa uang atau tidak. Setelah selesai makan saya periksa kantong ternyata saya hanya bawa dompet yang isinya hanya seikat kunci labor TIK. Tapi karena perut saya udah kenyang saya ngak cemas , saya lansung katakan spontan ke pak Haji dan Bu Haji bahwa saya ngak periksa uang mau kesini sehingga setelah makan terpaksa belum dibayar. PD aja kali ngak malu maluin...

Untung saja rumah makannya dekat dengan sekolah kalau jauh juga malu sih... saya lansung menuju sekolah kembali tak peduli makan belum bayar tapi saya tetap ngambil uang ke sekolah dalam tas dan saya suruh siswa yang ngantarkan. 

saya lansung menuju ruangan tempat kami goro tadi, saya dapati temen teman sudah memasang alas meja dengan rapi hanya tinggal beberapa meja yang di belakang serta ruang makan. Dan saya ditanya kepsek dari mana mel... tanya beliau ibu cari ngak ada... saya jawab meluncur ke Dendeng baracik makan bu... setelah ngepel dan angkat kursi perut keroncongan. lalu beliau kenapa ngak ngajak ibu...? saya jawab lagi tadi saya mau keluar ibu masih ada pertemuan dengan bu AA, Pak Rohman dan Bu Tati.  oooo kata beliau. kami tetap lanjut dengan pekerjaan mengangkat bunga hidup ke dalam ruangan tersebut, bahkan jari tangan kiri saya terpegang batang bunga palm yang berduri sehingga jemari ini terasa perih kena durinya.

Setelah selesai beres ruangan kami pun sempat diskusi mobil tentang keberangkatan karya wisata, sambil saya mendokumentasikan 90% ruangan ready untuk acara esok hari tinggal spanduk dan pesertanya

dok. pribadi
dok. pribadi
saya lanjut keruangan majelis guru untuk mengambil tas dan ada blus yang saya beli di pedagang keliling serta mengajak para guru senior untuk melihat lokasi, sebelum masuk ruangan saya dapat kabar bahwa ada yang merasa kepo dan kurang berkenan saya mengikuti ajakan kepsek yang baru, saya lansung jawab klarifikasinya bahwa saya bukan mengikut atau sengaja membuntuti beliau tapi karena saya memang diminta oleh wakur di depan forum saat kita rapat kemaren untuk mendokumentasikan apa yang ada di sekolah ini, yang kebetulan saya juga ngak ada jam mengajar pagi. Pada menit itu saya memang agak berfikir kritis untuk bertanya kepada diri sendiri" Ada apa ya...?, Kenapa saya di suruh menjauhi kepsek...?, Ngak boleh dekat dengan kepsek...??. Tapi hati ini adalah sebuah petunjuk bagi saya langkah apa yang harus saya lakukan. Ah masa bodoh kita akan larut dengan kata kata tersebut. Kecerdasan emosional saya menjawab " Saya sudah mendapat berbagai piagam sebagai Guru Penggiat  dan Bukan guru penjilat "  saya tetap teguh pendirian hati saya bahwa semua itu saya anggap angin yang menerjang pohon hingga daunnya berguguran, tapi angin tersebut tak sadar bahwa daun itu setelah guru akan bersemi kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun