Mohon tunggu...
Sri Magfirah Asyuni
Sri Magfirah Asyuni Mohon Tunggu... Administrasi - Silent Reader

Penulis diary, pembaca bebas, pemuja sains, pencinta lanskap, penikmat film, penyuka kopi, perindu syurga.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tipe-tipe Keluarga dan Keunikannya

28 Februari 2021   20:14 Diperbarui: 28 Februari 2021   22:06 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keluarga kami adalah penghuni kelima di kompleks perumahan yang tergolong cukup padat. Ada 123 keluarga yang kemudian berdatangan menjadi tetangga Kami. Beruntung, rumah kami berada di tengah-tengah kompleks. 

Berjarak 30 meter dari mesjid dan pangkalan ojek, 45 meter dari warung dan 100 meter dari supermarket. Kami dikelilingi tetangga dengan suku, usia dan latar belakang yang bervariasi. 

20 Tahun terakhir, tetangga depan rumah kami selalu berubah. Pemilik rumah yang asli sudah menetap di kota lain, sehingga rumahnya diisi dengan keluarga pengontrak yang berganti-ganti. Jika diingat-ingat, selalu ada yang unik dari mereka.

Keluarga pertama adalah tipe keluarga yang agak bising. Dari pagi hingga pagi lagi, rumahnya ramai sepanjang waktu. Selain karena anggota keluarganya banyak, mereka terbiasa berkomunikasi dengan intonasi suara yang cepat, keras dan nyaring. Kami sering dibuat bingung dan sulit membedakan apakah mereka sedang bercanda, berdebat ataukah diskusi keluarga. 

Hal yang berkesan dari keluarga ini, si ayah adalah orang yang paling sering membawa badik (senjata tajam khas bugis makassar) seraya mengejar pedagang mainan anak-anak karena si anak selalu menangis meminta mainan setiap kali si abang-abang berkeliling kompleks. 

Wajahnya yang garang dengan lengan penuh tato, tentu saja membuat abang-abang akan injak gas sampai ujung jalan dan tidak kembali lagi. Alhasil, di Kompleks kami selalu berganti abang-abang mainan. Bagaimana kabar si ayah sekarang? Ia kini menetap di kompleks perumahan yang baru dan sepertinya tidak punya masalah lagi dengan abang-abang mainan.

Keluarga kedua adalah tipe keluarga senyap. Suasana rumahnya sangat tenang sepanjang waktu. Si ayah seorang karyawan bank yang kalem dan si ibu adalah IRT paling cantik di kompleks. Mereka memiliki empat anak jenius. Entah seperti apa didikannya sehingga mereka sangat lemah lembut dalam bertutur kata. 

Kami juga dibuat bingung, karena aktifitas mereka dilakukan dengan sangat tenang dan pelan. Hanya suara motor si anak, suara mobil si ayah dan suara pagar yang dibuka/tutup saja yang sering terdengar, sebagai penanda bagi kami bahwa mereka masih hidup. 

Hal yang mencolok dari keluarga ini adalah si sulung yang paling jenius. Jalannya menunduk, senyumnya manis dan pakaiannya selalu rapi. Si ibu sering berbagi cerita dengan ibu kami, jika ia kawatir karena si sulung susah untuk disuruh berhenti belajar. 

Lucunya, si ibu sering mengunjungi rumah teman si sulung untuk meminta agar si sulung diajak keluar sekedar untuk main layaknya anak remaja. Bagaimana kabar si sulung sekarang? Ia baru saja menyelesaikan program doktornya di London.

Keluarga ketiga adalah tipe keluarga Big Size. Suasana rumah mereka biasa saja, terkadang ramai, senyap dan hangat. Keluarga ini sangat ramah dan cepat menyesuaikan diri dengan suasana kompleks. Sangat mudah mengenali mereka, baik di mesjid, di lapangan olahraga bahkan di tengah kerumunan sekalipun, karena tinggi dan ukuran badan mereka yang melebihi tinggi rata-rata orang Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun