Mohon tunggu...
SRI HARTONO
SRI HARTONO Mohon Tunggu... Supir - Mantan tukang ojol, kini buka warung bubur ayam

Yang penting usaha

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka, "Kreativitas Lulusan Covid"

28 November 2022   09:00 Diperbarui: 28 November 2022   09:09 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tari Kreasi Murid - dokpri

Untunglah jualan merchandise mereka laku banyak. Ada uang yang didapat melebihi modal yang disetor. Senang sekali ketika mengetahui anak anak juga belajar tentang seni perdagangan beserta itung itungannya. 

Saya sadar bahwa jaman kami anak anak berbeda dengan generasi saat ini. Lewat smartphone, generasi Z ini terbiasa dengan berbagai informasi dan kreatifitas yang terus menerus diperbaharui. Dalam hal tertentu anak anak lebih paham dan lebih kreatif dari para orang tua. Sekarang adalah jaman kreatifitas. Tugas kami adalah mendorong dan memfasilitasi kreatifitas mereka. 

Saya yakin banyak orang tua lain yang sadar dan sepemikiran.

Beberapa anak terlihat memakai properti yang tidak disediakan sekolah macam laptop dan beberapa peralatan elektronik lain. 

Anak anak juga bergaya lewat kostum dan aneka aksesoris yang tentunya memerlukan usaha dan biaya untuk pengadaannya. Mereka tampak bahagia dan bersenang senang saat melakukan kegiatan tersebut.

Properti, dana, keleluasaan beraktifitas adalah wujud kesadaran dan  dukungan orang tua agar anak anak berkreasi dengan leluasa dan mampu mewujudkannya. 

2. Guru asyik. 

Saya melihat banyak guru yang berbaur dengan para murid. Mereka mengunjungi stand satu persatu. Para pahlawan tanpa tanda jasa itu mencoba permainan, bercanda dan foto foto bersama. Suasana tampak cair. Sungguh asyik melihat hubungan guru dan murid sedekat itu. 

Salah satu guru penanggung jawab yang ingin saya temui untuk mendapat info kegiatan bahkan sedang asyik berjoget bersama murid murid. Saya tak ingin mengganggu momen kebersamaan itu sehingga menunggu beliau sampai selesai berjoget. 

Bu Sofi, nama guru tersebut, kemudian bercerita tentang kegiatan mereka. Beliau takjub hingga terharu melihat antusiasme dan hasil karya anak didiknya. 

Awalnya Bu sofi pesimis bahwa dalam waktu 10 hari para murid mampu menghasilkan karya sesuai standar yang ditentukan. Namun justru ketika karya anak itu terwujud, hasilnya malah melebihi ekspektasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun