Saya angkat topi untuk Kompasianer yang konsisten menulis, apalagi sampai punya komitmen 1 hari 1 artikel.
Terkadang saya kesulitan saat menulis dan saya yakin kompasianer yang lain mengalami hal yang sama.Â
Ini ada kisah nyata yang sedikit didramatisir.Â
Saya sedang asyik membuat satu tulisan tentang dunia ojol ketika mbok wedhok pulang dari pasar. Dia terkaget kaget harga cabai 100 ribu per kilo. "Banyak ibu ibu emosi.. " Katanya
Mantan pacar saya itu heran karena dia tidak pernah beli cabai, lha wong seisi rumah ga doyan yang pedas pedas, terutama kata kata pedas.Â
Otomatis, sebagai penulis angotan (angin-anginan), instink saya tergelitik. Pikir saya, " Wah topik terkini yang menarik tuh"
Serta merta saya simpan dulu artikel ojol, langsung memainkan jempol lagi membuat judul, "Harga Cabe Naik Pesat, Ibu Ibu Naik Pitam"
Mulailah saya membuat artikel kritikan pedas karena harga cabe pedas naik deras.Â
Baru masuk paragraf ketiga, diri ini mulai kehilangan kata, harus panggil istri untuk sekedar wawancara.Â
Mengobrol adalah salah satu jurus jika ide tiba tiba macet karena pikiran cupet. Sebelum ke dapur karena istri sedang membuat tahu campur, tulisan harus di save dulu.