Malas Baca Malas Nulis di Kompasiana

Akhir akhir ini saya menjadi malas membaca dan menulis. Semua itu gara gara Kompasiana. 

Ceritanya begini:

Awal Agustus lalu saya mulai menulis artikel di Kompasiana. Lumayan aktif juga karena dalam sebulan bisa 20-an artikel selesai dan ditayangkan. 

Hal itu disebabkan banyak waktu luang yang saya miliki. Akun ojol saya terbilang gabluk (istilah ojol untuk akun yang sulit dapat order). Jika akun gabluk, seorang ojol bisa menunggu 3- 4 jam untuk mendapat 1 order. Sudah sering saya sampaikan, orang lain capai kerja, saya capai menunggu order. 

Akun ojol saya berada diposisi paling rendah di tingkatan/level yang dibuat oleh aplikator. Level itu adalah basic - silver -gold - platinum.  Saya ada di diposisi basic, yang berarti pendapatan maksimal hanya 110 ribu rupiah apabila bisa mencapai target point tertentu atau istilah para ojol adalah tupo (tutup poin). Karena jarang mendapat order, saya jarang bisa tupo. 

Akhirnya, daripada hanya jadi bengong melihat teman teman lain sibuk kerja, waktu luang itu saya gunakan untuk membaca dan menulis artikel. 

Sehari bisa lebih dari 20 artikel Kners yang bisa saya lahap sembari mencari ide sebagai bahan membuat tulisan

Untuk itu, agar konsentrasi bisa terjaga, saya mencari tempat tersendiri dari lokasi nongkrongnya teman teman. 

Satu bulan kebiasaan itu saya lakukan, ada efek positif yang didapat. Selain lebih irit uang jajan dan irit bahan bakar, akun ojol saya mulai membaik! 

Akun saya menjadi gacor (istilah para ojol untuk akun yang mudah mndapat order) dan order semakin sering didapat.

Dari 3-4 jam menunggu menjadi hanya 1 - 2 jam saja. Akun saya kemudian naik level menjadi silver. Itu berarti pendapatan juga meningkat, dari maksimal 110 ribu menjadi 155 ribu.