Mohon tunggu...
SRI HARTONO
SRI HARTONO Mohon Tunggu... Supir - Mantan tukang ojol, kini buka warung bubur ayam

Yang penting usaha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pengalaman Menjadi Tempat Curhat Para PK

2 Oktober 2021   16:05 Diperbarui: 2 Oktober 2021   16:08 1320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Seorang PK.  Sumber foto Pinterest/titch ward

Ayu berasal dari sebuah desa di Boyolali. Letaknya hanya sekitar 30 km dari kota Salatiga. Seorang temannya yang mengajak Ayu untuk menjadi seorang PK. Duit mudah dan kerja ringanlah yang menjadi iming imingnya.

Suara Ayu masih bening dan biasa saja. Itu pertanda bahwa dia memang belum lama menjadi seorang PK. Kebanyakan PK yang sudah bekerja lama, suaranya akan nge-bas dan serak, mirip kebanyakan penyanyi rock atu dangdut. 

Dia jam 2 pagi sendirian di lapangan Pancasila karena ditinggal tamunya. Tampaknya Ayu dikerjai temannya karena dia PK yang masih baru. Betapa teganya sang tamu yang meninggalkan Ayu gadis cantik nan lugu ini begitu saja. Itulah kejamnya dunia malam yang sering terlihat gemerlapnya saja. 

Saya sebenarnya trenyuh mendengar cerita Ayu. Banyak gadis muda seusianya yang gampang terpengaruh dunia gemerlap dan uang mudah. Tetapi saya tidak banyak berkomentar ketika dia bercerita. Saya hanya memberikan no WA saja jika dia memerlukan bantuan dengan segera. 

Beberapa kali saya masih mendapat order Ayu. Dia terkadang juga menghubungi jika memerlukan sesuatu. 

Namun, lama kelamaan komukasi kami semakin jarang dan kemudian terputus. Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan dia, yang jelas no WA saya tidak pernah berubah dari dulu sampai sekarang. Mudah mudah tidak terjadi apa apa kepada Ayu. Saya kuatir dengan nasib Ayu karena selalu teringat kepada anak perempuan saya sendiri. 

Saya hanya berharap Ayu hanya menjadi seorang PK saja, tidak kebablasan menjadi PSK atau gadis simpanan. Setidaknya, jika hanya menjadi seorang PK, Ayu tidak harus kehilangan masa depan dan cita cita yang mungkin masih bisa diraihnya. 

Baik dengan Angel maupun Ayu, saya tidak pernah mau menggurui. Tidak mau menjadi orang sok bijak yang memberi wejangan tentang moral dan etika. Saya sadar diri karena belum tentu bisa membantu kehidupan mereka. 

Keputusan menjadi seorang PK adalah hak mereka. Saya tahu, dengan berjalannya waktu, mereka sudah mengetahui segala resiko yang akan dialami.

Disebut sebagai wanita murahan dan rentan terkena penyakit yang ditularkan pelanggan adalah resiko langsungnya. 

Ada lagi resiko lain yaitu tekanan psikologi yang harus dialami. Angel tidak pernah bercerita kepada kedua anaknya pekerjaan apa yang dia lakoni. Sebisa mungkin Angel menyembunyikan informasi darimana dia mendapat uang selama ini. Angel tidak ingin kedua anaknya tahu bahwa uang yang didapat itu membutuhkan pengorbanan lahir batin dari seorang ibu mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun