Mohon tunggu...
Sri Hartanti
Sri Hartanti Mohon Tunggu... Lainnya - Orang Biasa

Di sini aku hanya ingin berbagi cerita dari berbagai kisah yang aku kehendaki untuk dibaca orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Surat Terbuka untuk Fulan (2)

26 Juni 2020   02:33 Diperbarui: 17 September 2021   15:27 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Fulan, maafkan aku yang belum berdaya untuk mencarimu. Tapi sungguh aku ingin bertem ddenganmu, aku merindukanmu. Karena itulah aku diam-diam mencuri fotomu dari gudang tua yang tak terawat. 

Kuamati setiap detail wajahmu, aku ingat-ingat semua gambar dirimu. Tampan, setidaknya bagiku kau cukup tampan. Sepertinya lelaki manapun akan terlihat tampan di mata kekasihnya ya.. tubuh yang cukup berisi, tak terlalu tinggi dan rambut yang sepertinya keriting tampak lucu bagiku. 

Seperti apa kau sekarang, bagaimana ya wajahmu ketika kau semakin tua? Apakah kau akan semakin buncit dan beruban? Sepertinya akan semakin tampak lucu. Akan kusimpan foto usang itu untuk kenang-kenangan dikala aku menginginkamu. Satu satunya petunjuk tentang rupamu ya dari foto yang kucuri itu.

Tak sabar aku menanti waktu yang akan mendewasakanku. Aku ingin lekas mampu bepergian sendiri ke manapun yang aku mau. Kau tahu fulan, ke mana aku ingin pergi? Salah jika kau jawab aku ingin menyusulmu ke kota. Sebenarnya aku ingin pergi ke puncak gunung. 

Kenapa? Coba kau tebak, jangan baca surat ini secara acak ya.. ayo mulai pikirkan jawabannya, satu.. dua.. tiga.. apa jawabanmu? Yang benar adalah aku ingin memandang bumi dari ketinggian agar bisa melihat kau ada di mana. Karena aku yakin kau takkan selalu tinggal di kota itu kan? Jadi percuma saja aku menyusulmu ke kota.

Fulan, tidakkah kau merindukan aku? Katamu kau akan kembali ke sini. Mana janjimu? Kau berbohong. Aku marah. Eh tidak jadi deh, rinduku lebih besar dari amarahku.

Banyak yang ingin aku ceritakan kepadamu, jadi bacalah surat ini hingga selesai ya. Lebaran tahun ini agak berbeda dengan sebelum-sebelumnya karena ada wabah penyakit yang melanda daerah tempat tinggalku, orang-orang takut pergi keluar rumah. Bahkan ada petugas yang berjaga di perbatasan wilayah lho. Parahkan? Aku jadi pergi ke rumah nenek agak siang agar jika ada apa-apa akan lebih mudah. 

Tapi.. aku sedih, karena dengan begitu aku jadi tak bisa melihat kembang api selama perjalanan. Biasanya ada saja orang yang membakar kembang api di daerah yang aku lewati, dan aku suka itu. 

Jadi jika kau ke sini belikan aku kembang api yaa.. aku mau membakarnya sendiri karena walaupun aku suka tapi aku belum pernah membeli kembang api yang besar dan akan menampilkan letupan yang indah, harganya cukup mahal bagiku.

Oh iya, selain kembang api, ikut aku ke toko es krim juga ya. Tulisan di tokonya sih gelato, tapi bagiku sama saja lah dengan es krim. Tempatnya nyama lho untuk duduk duduk sambil menghabiskan es krim. Tempat itu mengingatkanku dengan rumah es krim di kota tetangga, dulu aku pernah ikut dengan temanku dan orang tuanya ke rumah es krim yang sangat nyaman. 

Tapi aku tak berani memesan es krim sesuka hatiku, aku tak enak pada mereka, jadi aku mencari yang harganya paling murah Namanya "strawberry mania" rasa strawberry nya sangat terasa, asam manis dingin dan lembut menjadi satu. Enak lah pokoknya. Kalua kau tidak keberatan kita ke sana ya.. yaa.. mau kan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun