Mohon tunggu...
Sri Endah Mufidah
Sri Endah Mufidah Mohon Tunggu... Guru - Guru PAI di Pemkab Blitar

Menyukai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Selamat Hari Guru 2022

25 November 2022   16:11 Diperbarui: 25 November 2022   16:17 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pasificpos.com

"Kau tembus dinginnya pagi dan pekatnya malam, 

Kau berkurban demi anak didik yang kau sayang, 

Tak mampu ku membalas apa yang kau berikan, 

Kau suri teladan guruku" 

Lagu tersebut adalah cuplikan lagu yang berjudul "Terima Kasih Guruku" yang dinyanyikan oleh Ena Voice. Lagu tersebut menggambarkan betapa guru adalah sosok yang sangat dipuja dan dirindukan para peserta didik. 

Guru, sering dimaknai sebagai sosok yang bisa di gugu dan ditiru. Menjadi seorang guru, dengan stereotype yang melekat harus bisa benar-benar siap menjadi seorang uswah atau teladan bagi para peserta didiknya. 

Menjadi seorang teladan, tentu bukanlah hal yang mudah diwujudkan. Sebagai manusia biasa, kita tentu tidak pernah luput dari kesalahan, kekhilafan dan kekurangan. Tapi, seorang guru harus terus bisa mewujudkan nilai ideal yang diharapkan masyarakat. Guru harus bisa menjaga dirinya agar bisa benar-benar menjadi sosok yang bisa dijadikan teladan.

 Guru, dalam arti luas, bukan hanya seorang yang memiliki tugas mendidik dan mengajar dibangku sekolah formal, akan tetapi, semua orang yang turut ambil bagian mencerdaskan seluruh anak negeri, baik secara formal, informal maupun nonformal. Termasuk didalamnya adalah orang tua kita yang sudah mendidik kita sejak dari lahir sampai saat ini. Terlahir dari keluarga guru yang setiap hari sarat dengan pendidikan dan pengajaran, membentuk satu tekad bulat dalam hati untuk melanjutkan perjuangan ayah menjadi seorang guru. 

Guru zaman sekarang tentu sudah berbeda dengan guru zaman dahulu kala. Oemar Bakri, begitu Iwan Fals, sang musisi yang pernah menciptakan lagu tersebut, menyebut seorang guru. Guru (kala itu) sungguh sarat dengan perjuangan. Dengan upah atau penghasilan yang rendah, minat masyarakat untuk menjadi seorang guru sangat rendah. Seorang guru identik dengan sepeda butut sebagai satu-satunya alat transportasi. Baju seragam yang terkesan sangat dekil, menunjukkan kalau seorang guru memiliki tingkat ekonomi dibawah rata-rata. Lain dulu lain dengan sekarang. 

Sekarang, menjadi seorang guru menjadi incaran banyak orang. Hal itu terbukti dengan jumlah output lulusan pendidian yang tinggi. Seorang guru mendapatkan apresiasi yang bagus dari pemerintah. 

Organisasi guru sudah ada sejak tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). Organisasi ini, selain memiliki tugas utama mengajar di sekolah, juga gencar memperjuangkan nasib para anggotanya. Adanya perbedaan status sosial, pangkat, dan latar belakang antara guru pribumi dan guru Belanda menjadi satu tantangan utama. 

Selain memperjuangkan perubahan nasib dan kesetaraan, semangat juang para guru juga berkobar untuk tujuan yang lebih besar, yakni cita-cita untuk mewujudkan mencapai kemerdekaan Indonesia.

Pada tahun 1932, PGHB (Persatuan Guru Hindia Belanda) berganti nama menjadi PGI (Persatuan Guru Indonesia). Hal ini tentu sangat mengejutkan pihak Belanda karena ada kata "Indonesia) yang mencerminkan semangat kebangsaan rakyat. Para guru bersatu dalam satu organisasi dan tentu ini sangat membahayakan pemerintah Kolonial. 

Pada zaman Jepang, semua organisasi dan sekolah ditutup dan dilarang termasuk salah satunya adalah PGI. Meskipun PGI tidak bisa menyuarakan aspirasi memperjuangkan nasib para guru, akan tetapi semangat 17 Agustus 1945 terus bergelora dan membuat para guru dan pihak yang peduli dengan Pendidikan berinisiatif menggelar Konggres Guru Indonesia yang diselenggarakan di Surakarta tanggal 24-25 November 1945. Peserta Konggres Guru Indonesia terdiri dari para guru baik yang masih aktif maupun yang sudah pensiun juga pegawai Pendidikan RI. 

Hasil Konggres adalah menghapus semua perbedaan status, tamatan, lingkungan politik, agama dikalangan para guru. Dan yang terpenting lagi adalah pada tanggal 25 November 1945, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan. Sejak saat itu, setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional dan penetapan tersebut di sahkan melalui Keputusan Presiden No 78 tahun 1994 dan diperingati setiap tahun. 

Tema Hari Guru tahun 2022 adalah "Serentak Berinovasi, Wujudkan Merdeka Belajar". Sudah saatnya para guru, sekolah dan semua stakeholder di dunia Pendidikan berjalan bergandeng bersama menciptakan Pendidikan yang inovatif untuk menjawab tantangan zaman yang semakin mengglobal. 

Sudah saatnya pula para peserta didik bukan hanya sebagai obyek Pendidikan tapi berubah menjadi subyek Pendidikan. Sementara, guru yang sebelumnya lebih dominan menguasai kelas berubah menjadi seorang mediator dan motivator untuk bisa mengantarkan para peserta didik lebih berinovasi dan berkembang sesuai dengan tujuan Pendidikan yang dicita-citakan. 

Mari antar putra putri kita menjadi insan yang siap menghadapi perkembangan zaman. Mari antar putra putri kita menjadi Presiden, menjadi Dokter, menjadi Profesor, menjadi ilmuwan, menjadi insinyur, menjadi pemegang tampuk pemerintah yang memiliki karakter mulia dan menguasai ilmu pengetahuan dan tehnologi serta menjunjung tinggi nilai religius, sehingga tercipta negara yang aman, tentram, damai dan maju dalam segala hal. 

Selamat Hari Guru untuk semua guru yang sudah peduli dengan masa depan Negeri. Keberhasilan bangsa ada ditangan kita. 

Blitar, 25 November 2022

sumber: detik.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun