Saat ini kartu ucapan sudah tergantikan dengan tehnologi.
Awal-awal munculnya telepon pintar, kita cukup menggunakan sms sebagai pengganti ucapan selamat hari raya. Mahal memang. Sekali kirim sms, butuh Rp 250,-
Seiring berkembangnya tehnologi, ucapan selamat hari raya sudah terganti dengan menggunakan media sosial dengan berbagai aplikasi. Melalui media facebook, whatssapp group, Instagram dan lain-lain.
 Men-tag teman-teman yang menjadi friend di media sosial, menjadi semakin mudah. Sekali gerakkan jari, paling tidak lima puluh teman sudah tersapa.
Ditambah lagi dengan mengutak atik aplikasi Canva ditambah dengan foto keluarga serta diselipi animasi petasan atau lampu warna warni membuat kartu ucapan semakin indah.
Akan tetapi, itu bagi yang melek dengan tehnologi serta yang mengikuti trend, karena masih banyak juga masyarakat yang belum mengenal  medsos.
Terutama di desa-desa, termasuk desa tempat saya tinggal, masih menjadi tradisi yang melekat untuk berkeliling kampung sampai paling tidak selama tiga atau empat hari, dengan tujuan utama untuk bersilaturahmi.
Setelah mengetuk pintu, dipersilahkan masuk sambil bersalaman mengucapkan beberapa kalimat sebagai bentuk ungkapan permintaan maaf. Karena saya orang jawa, maka sudah barang tentu, kalimat yang digunakan pun berbahasa jawa. Menggunakan bahasa krama halus kalau untuk orang tua atau orang yang kita segani, dan menggunakan bahasa jawa yang ngoko untuk teman seusia atau anak kecil.
Beberapa kalimat yang sering diucapkan antara lain:
"Ngaturaken Sedaya kalepatan" (mohon maaf atas segala kesalahan)
"Luputku ngapuranen" (maafkan salah saya)