Berbicara tentang baju lebaran teringat satu lagu yang dinyanyikan artis cilik saat itu yaitu Dea Ananda di tahun 1997.
Baju baru alhamdulilah
Tuk dipakai dihari raya
Tak punyapun tak apa-apa
Masih ada baju yang lama (sumber: https://lirik.kapanlagi.com/artis/dea-ananda/baju-baru/)
Lagu tersebut, tersirat sebuah makna, bahwa apabila tidak memiliki baju baru, baju lamapun masih bisa dipakai. Satu konsep kesederhanaan yang harus ditanamkan saat lebaran.Â
Meskipun (hampir) semua orang berbondong-bondong membeli baju baru, tapi itu bukan merupakan satu keharusan, hanya tradisi semata, karena esensi dari lebaran itu adalah merayakan kemenangan setelah kita berhasil mengekang hawa nafsu selama satu bulan penuh.Â
Hendaknya hari raya diisi dengan saling bermaafan, saling bersilaturrahmi, saling mengubur kesalahan masa lalu dengan mengisi lembar baru kehidupan dengan hal-hal yang baik dan positif.
Karena adanya sebuah tradisi untuk saling bersilaturrahmi, tak ayal lagi kita akan saling bertemu dengan banyak orang sehingga kita akan merasa malu / minder apabila menggunakan baju yang lecek, kusam atau baju yang tak layak.
Meskipun tidak memiliki baju baru, baju lamapun asal masih layak dan bersih bisa kok dipakai. Tidak ada yang mewajibkan mengenakan baju baru.
Menjelang lebaran, toko pakaian akan penuh sesak dengan customer yang berbelanja, terutama baju lebaran. Bukan hanya baju sih sebenarnya, semua yang ada kaitan dengan hari raya akan diborong. Mulai dari kordin, taplak meja, toples, mukena dan lain-lain.