Mohon tunggu...
Sri Endah Mufidah
Sri Endah Mufidah Mohon Tunggu... Guru - Guru PAI di Pemkab Blitar

Menyukai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peringatan Hari Guru, Momen Mengapresiasi Profesi Guru

25 November 2021   13:35 Diperbarui: 25 November 2021   13:51 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru adalah sebuah profesi yang sangat mulia. Istilah guru yang di maknai dengan di "gugu" dan di "tiru" mengandung makna, bahwa sosok guru harus bisa benar-benar menjadi sosok yang bisa memberikan suri tauladan atau uswah bagi anak didik. Disamping mengajar atau transfer of knowledge (mentransfer pengetahuan) seorang guru dituntut pula untuk bisa mendidik putra putri yakni dengan mengajarkan perilaku yang baik, budi pekerti yang mulia, tata krama serta sopan santun.

Guru tidak hanya mempertanggungjawabkan tugasnya yang telah dilakukan di dunia saja, tetapi lebih dari itu, guru harus mempertanggungjawabkan di akherat kelak.

Guru, hanya sebatas mediator yang menjembatani keberhasilan peserta didik. Kebersamaan anak didik di bangku sekolah bersama dengan guru hanya sepertiga waktu dalam sehari. Selebihnya, anak lebih banyak berada di keluarga dan masyarakat.  Karena madrasah yang paling utama adalah dilingkungan keluarga. Sekeras apapun usaha guru untuk mengubah perilaku peserta didik dari yang semula negatif menjadi berperilaku positif, akan tetapi tanpa dukungan maksimal dari keluarga, usaha tersebut akan sia-sia.

Ketika ada salah satu peserta didik yang melakukan perbuatan yang melanggar norma baik norma agama maupun masyarakat, pertama kali yang akan dinilai oleh masyarakat adalah sosok guru yang mengajar dan mendidiknya di sekolah, bukan orang tua atau masyarakat tempat dia tinggal. Itulah beratnya tugas guru yang harus dipikul.

Sosok guru adalah profesi yang paling banyak ada dilingkungan sekitar kita. Itu karena jurusan yang paling banyak di perguruan tinggi adalah jurusan guru. Ketika seseorang lulus sekolah dengan title S.Pd atau sarjana pendidikan tidak serta merta dia harus menjadi seorang guru di sektor formal, karena jumlah lembaga formal di negara ini tidak sebanding dengan jumlah lulusan sekolah yang menyandang gelar sarjana pendidikan. Akan tetapi, ketika kesempatan menjadi guru di sekolah formal sudah tidak ada, itu bukan berarti kita tidak bisa mengamalkan ilmu yang telah kita dapat semasa kuliah. Minimal kita bisa mengajar putra putri kita sendiri dalam lingkup keluarga.

Profesi guru, akhir-akhir ini kurang begitu diminati oleh para anak muda. Mengapa?

1.  Karena yang kita hadapi dalam keseharian adalah manusia yang memiliki nafsu dan akal. Tidak semua siswa mau dan bisa menuruti serta menerima apa yang kita berikan. Bahkan, ketika kita dihadapkan pada seorang siswa yang (baca: bandel) disitulah rasa putus asa itu datang. Perasaan capek jiwa dan raga sering kali hinggap.

2. Reward yang diterima para guru (baca: honorer) kurang bisa memenuhi standar upah, dibandingkan dengan bekerja disektor lainnya. Menjadi guru bukan sebuah profesi yang keren bagi para generasi sekarang. Mereka lebih merasa mentereng apabila bekerja di sektor lain seperti perbankan, pariwisata, atau industri.

3. Besarnya tanggung jawab yang diemban oleh seorang guru, baik secara fisik maupun mental. Selain itu guru dituntut untuk mumpuni dari segala hal, baik bidang adminstrasi, keuangan, manajerial dll.

Saya adalah seorang guru dan dibesarkan dilingkungan guru. Keluarga saya banyak yang menjadi guru. Ayah, kakak, paman, tante, sepupu banyak yang menjadi guru. Jadi, kehidupan seorang guru sangat melekat dalam diri saya sejak masih kecil. Keluarga sayapun sangat menginginkan saya menjadi seorang guru. Meskipun secara jujur harus saya akui, kalau sebenarnya saya kurang pantas menyandang gelar sebagai seorang guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun