Mohon tunggu...
Sri Endah Mufidah
Sri Endah Mufidah Mohon Tunggu... Guru - Guru PAI di Pemkab Blitar

Menyukai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengelola Gaji Biar Tidak Besar Pasak daripada Tiang

9 Oktober 2021   11:12 Diperbarui: 9 Oktober 2021   12:23 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih tanggal muda tetapi berasa tanggal tua? Seharusnya itu tidak perlu terjadi kalau kita bisa memanage keuangan gaji dengan sebaik-baiknya.

Mengelola gaji atau uang gaji harus menjadi pemikiran tersendiri bagi para pekerja dan orang yang menerima upah, terlebih bagi yang gajinya tergolong minim. Bagi para pengusaha atau  orang yang memiliki side job selain gaji utama, tentu tidak perlu pusing memutar otak memanage gaji, karena sumber gajinya bersumber dari mana saja.

Bagi pekerja yang mendapatkan gaji di tanggal muda, harus bisa memanage gaji atau uangnya supaya uang gaji bisa cukup sampai nanti akhir bulan. Begitu pula bagi para pekerja yang menerima gaji di akhir bulan, harus bisa juga bertahan sampai nanti bulan berikutnya dan agar tidak sampai terjadi besar pasak daripada tiang.

Dalam mengelola keuangan (baca: gaji), satu hal yang mesti kita terapkan adalah kehati-hatian dalam mengeluarkan uang. Terkadang, kita suka terlena saat memegang uang yang masih banyak. Oleh karena itu ada istilah, penuhilah kebutuhanmu bukan keinginanmu. Karena apa?  Karena keinginan itu tidak ada titik akhirnya. Kita menginginkan sesuatu bisa jadi hanya karena gengsi atau sekedar koleksi saja. Ketika kita memiliki sepeda, tentu suatu saat kita akan menginginkan motor, mobil dan seterusnya. Beda kalau kita bicara tentang kebutuhan. Ketika kita cukup naik motor saja, maka kita tidak akan butuh mobil dan lainnya. Begitu juga saat kita memiliki aplikasi belanja, apalagi dengan iming-iming diskon 50% atau bebas ongkos kirim, kita tentu saja akan tergoda karenanya.

Sering kita melihat banyak orang yang sering menghutang ke sana kemari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Memang sebenarnya tidak ada larangan bagi seseorang untuk berhutang, tapi ketika bukan untuk kebutuhan yang sangat mendesak dan sangat urgen, kita tidak perlu untuk berhutang. Contohnya adalah ketika kita berhutang hanya untuk jalan-jalan, untuk membeli baju atau tas branded atau membeli kendaraan baru. Karena,barang-barang tersebut bisa ditunda kepemilikannya serta bukan urgen, artinya, ketika kita tidak memiliki barang-barang tersebut, tidak akan begitu berpengaruh terhadap kehidupan kita.

Berhutang sebenarnya boleh saja asalkan digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang urgen atau sangat mendesak, misalnya untuk menebus biaya rumah sakit atau membeli tanah sebagai investasi.

Beberapa tips untuk mengelola keuangan yang mungkin bisa kita pakai antara lain:

  • Sisihkan uang yang menjadi prioritas pengeluaran
  • Yang tergolong prioritas antara lain: membayar tanggungan/pinjaman/angsuran, uang sekolah/kuliah anak, membayar listrik, air, sampah
  • Kalau semua tanggungan sudah tercover, baru fikirkan pengeluaran lain seperti kebutuhan rumah tangga. Beli kebutuhan utama diawal untuk satu bulan kedepan seperti beras, gula, minyak, telur dan lain-lain
  • Sisihkan uang untuk cadangan pengeluaran. Hal ini untuk menyediakan bila sewaktu-waktu harus mengeluarkan uang untuk kebutuhan yang tak terduga, seperti anggota keluarga sakit, menghadiri undangan pernikahan, ada saudara punya hajat dan lain-lain. Uang untuk cadangan dari bulan sebelumnya kalau bisa selalu diakumulasikan, dan ini bisa dihitung sebagai tabungan, bila untuk bulan mendatang kita memerlukan banyak biaya tak terduga.
  • Jangan menyimpan terlalu banyak uang cash di dompet. Bila ingin mengambil uang, ambil untuk keperluan 2 atau 3 hari kedepan saja. Lebih baik uang tetap mengendap di bank saja, karena terkadang kita sering khilaf apabila memegang uang lebih.

Blitar, 9 Oktober 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun