Mohon tunggu...
Sri DewiRahmawati
Sri DewiRahmawati Mohon Tunggu... Penulis - 19170004

Selangkah lebih maju

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Ruang Kosong Penuh Rindu

26 April 2020   14:58 Diperbarui: 27 April 2020   08:10 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku di sebuah bait putih. Aku bertanya-tanya, adakah orang yang sedang merindukan seseorang dalam hidupnya? Mungkin beberapa orang merasakannya. Tanpa ucap dan tanpa terlihat senyum lebarnya. Rindukah itu? Dan aku berpikir, adakah orang yang pedih karena jarak? Mungkin beberapa orang merasakannya. Tanpa temu dan tanpa celotehan kisahnya. Rindukah itu? Mungkin beberapa orang berkata bukan, tapi ada juga yang berkata iya itu rindu.

Aku di sebuah ruang tanpa kawan. Termenung dengan sekumpulan foto. Tak ada aku dalam foto itu, hanya orang-orang sekitar. Sebagai famili, teman seperjuangan, dan dia? Siapa dia? Doi? Ah sudahlah, tak perlu diperbincangkan untuk hal ini. Dalam hatiku tertawa miris. Lalu, aku tertuju pada beberapa potret. Salah satunya famili. Sungguh aku merindukannya. Keluarga kecil dari ayah yang jauh di barat, ibu beserta adikku di Kota Lawet pulau Jawa bagian tengah, dan aku di Kota Pendidikan bagian timur pulau Jawa. Sungguh aku merindukannya.

Lalu aku tertuju pada foto lainnya. Terdiri dari insan-insan yang bernotabene berbeda. Dipertemukan di Kota Pendidikan ini. Aku tak bisa menyebutkan gelarnya. Terdiri dari sembilan orang yang rupawan. Berasal dari rayon yang berbeda. Dari Kota Sapi Bangkalan Madura, Kota Proklamator Blitar, Kota Santri Jombang, Kota Tahu Kediri, Kota Pendidikan Malang, Kota Wali  Tuban, Pulau Dewata Bali, dan Manggarai NTT. Sedangkan aku perantau dari Kota Lawet Jateng. Aku rindu celotehnya, bercandanya, kekonyolannya, dan semua tentangnya. Rasanya tak ada batasan waktu ketika bersamanya. Semua terlewati dengan beribu kisah. Aku hanya mampu tersenyum tanpanya saat ini. Intinya aku rindu.

Kemudian ada satu lagi foto, seorang diri. Selalu lusuh dalam albumku. Aku pun tak tahu, tak ada potretnya yang elok bak ksatria. Aku tertawa ketika melihat gambar dirinya. Aku hanya tahu, dirinya selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik bagi siapapun. Tiap-tiap insan menilai berbeda. Baik atau buruk itu urusan masing-masing. Aku pun tak bisa bertemu dengannya, pastinya karena jarak dan waktu yang berbeda walau di atas bumi yang sama. Dan tak ada kata selain rindu padanya.

Aku bersyukur berada diantara mereka, dan aku pun bersyukur aku berada di sekeliling orang yang menyayangiku, harapku. Terima kasih telah menjadi bagian kisah hidupku. Dan teruntuk seluruh kawanku dari aku kecil hingga sekarang ini yang tak mampu aku sebut gelarnya, semoga selalu berada dalam lindungan-Nya dan jika aku bisa berteriak aku akan lantunkan "jangan lupa bahagia, bersyukur, dan teruslah berdoa" pada kalian semua.

Sayangnya, aku hanya berada di ruang kosong tanpa kawan. So sad.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun