Mohon tunggu...
Sri Defina
Sri Defina Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hampir 1400 Hektar Sawah Kebanjiran

22 Februari 2019   09:12 Diperbarui: 22 Februari 2019   09:36 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi lahan pertanian terendam banjir: Tribun Pontianak)

Entah akan jadi seperti apa produksi pertanian di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) pada tahun ini. Karena menurut beberapa pemberitaan, sekitar 1.392 hektare (ha) sawah di Kecamatan Lempuing dan Lempuing Jaya Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) digenangi air akibat hujan dalam beberapa waktu terakhir.

Menurut data yang sudah dilansir oleh Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura (DKPTPH) OKI, dari 18 kecamatan yang ada di OKI, baru ada laporan di dua kecamatan terkait sawah padi petani yang mengalami kebanjiran. Namun, padi di Kecamatan Lempuing ada 5 desa yang digenangi air, dan 6 desa di Kecamatan Lempuing Jaya.

Wow (meme editan pribadi)
Wow (meme editan pribadi)
Rinciannya, untuk di Kecamatan Lempuing yakni Desa Cahaya Tani seluas 150 hektare, Cahaya Maju 261,5 hektare, Kepahyang 500 hektare, Tebing Suluh 43 hektare, Mekar Jaya 245 hektare, Desa Sungai Belida 52 hektare, Tanjung Sari 1 seluas 42 hektare, Lubuk Makmur 20 hektare,
Muara Burnai I seluas 11 hektare, Rantau Durian I seluas 45 hektare dan Rantau Durian II seluas 22 hektare.

Rujukan

Untungnya sejauh ini semua padi di sawah cetakan yang baru dibuka kemarin itu, belum ada satupun yang mati. Karena genangan air baru menggenangi seperempat batang padi dan belum bisa dinyatakan mati. Sehingga masih belum bisa ditentukan juga apakah 1.396 hektare itu akan gagal panen atau tidak. Sebab harus dilakukan identifikasi terlebih dahulu oleh tim khusus. Sebab padi belum dinyatakan tenggelam. Padi masih normal dan segar. Hasilnya mungkin baru bisa diketahui dalam sepekan ke depan.

Dalam situasi demikian, para petani butuh kepastian dari pihak aparat pertanian. Entah itu dari dinas atau Kementerian Pertanian sekalian. Misalnya jaminan bantuan bibit atau pupuk seandainya tanaman padi mereka akhirnya mati diterjang banjir. Lebih baik lagi bila pemerintah bersedia memberikan ganti rugi. Setidaknya agar para petani tidak patah semangat. Karena gagal panen kali ini terjadi akibat bencana banjir.

Mending ngopi (meme editan pribadi)
Mending ngopi (meme editan pribadi)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun