Mohon tunggu...
Sri Amelia
Sri Amelia Mohon Tunggu... Petani - tentang saya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seorang pengamat

Selanjutnya

Tutup

Money

Malaysia "Bantu" Nunukan Penuhi Kebutuhan Bawang Putih

9 Mei 2019   21:36 Diperbarui: 9 Mei 2019   21:58 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan rahasia umum lagi jika banyak orang Indonesia 'membenci' Malaysia. Benarkah demikian? Tentunya tidak semua orang Indonesia benci Malaysia. Belum ada survey atau penelitian juga terkait masalah ini. Namun, fenomena ini jelas terasa jika kita membaca komentar-komentar pedas di berbagai portal berita maupun sosial media.

Mulai dari aksi klaim wilayah hingga budaya membuat hati mudah sekali terprovokasi tiap kali muncul berita-berita negatif tentang negara serumpun kita itu.

Tapi buat warga negara Indonesia yang tinggal di wilayah yang berbatasan langsung dengan negara eks koloni Inggris tersebut, yang terjadi bisa sebaliknya. Bisa jadi hubungan mereka baik. Bukan lantaran tinggal di satu wilayah yang sama, tapi karena saling membutuhkan.

Kemarin, Rabu (8/5), Republika Online memberitakan soal bawang putih asal Malaysia membanjiri Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, sejak sepekan sebelum Ramadan. Apa pasalnya? Ternyata masyarakat disana tidak mendapatkan pasokan dari Makassar, Sulawesi Selatan. 

Agen bawang di Pasar Inhutani, Kabupaten Nunukan, Aco, mengakui bahwa bawang putih yang diedarkan didatangkan dari Negeri Sabah, Malaysia. Ya, dari negara yang selalu kita anggap seteru. "Bawang putih ini dari sebelah (Malaysia) karena tidak ada dari Sulawesi (Selatan)," terangnya.

Payah (meme editan pribadi)
Payah (meme editan pribadi)
Rujukan

Ia bilang harga jual bawang putih dari Malaysia dipasarkan sebesar Rp30 ribu per kilogram pada tingkat agen. Sedangkan harga eceran sebesar Rp35 ribu per kilogram.

Aco mengungkapkan bawang putih tersebut didatangkan dalam jumlah besar oleh seorang pengusaha sejak dua pekan sebelum Ramadan. Tanpa tidak ada pasokan dari negeri tetangga, yang seringkali kita benci itu, masyarakat di wilayah perbatasan akan kesulitan mendapatkan bawang putih. "Setelah tidak ada pasokan dari Makassar, terpaksa mengambil dari Malaysia," ungkapnya.

Ia memperkirakan para pedagang di daerahnya masih akan memasarkan bawang putih asal Malaysia sepanjang Ramadan tahun ini.

Kita seharusnya malu mendengar pengakuan Aco. Di Jakarta kita semua lengah dininabobokan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan), yang selalu bilang stok bawang putih aman, harga sukses ditekan pasca impor 100 ribu ton dari China.

Berkali-kali Menteri Pertanian Amran Sulaiman bersuara soal optimismenya bahwa stok bahan pokok seperti beras, bawang putih, dan bawang merah dapat stabil di harga acuan dan memenuhi permintaan masyarakat selama Ramadan dan Idul Fitri 2019.

"Harga beras turun, dan stok ada dua juta ton lebih. Yang naik ekstrem seperti bawang putih, sudah antisipasi beli dua kali lipat dari kebutuhan. Bawang merah juga stoknya lebih dari cukup," klaimnya.

Sekarang ada berita seperti ini, kita patut bertanya. Apa bawang putih hasil impor dari China hanya diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan kota-kota besar saja? Atau menang wilayah-wilayah perbatasan selalu dianaktirikan?

Kali ini kita harus berkaca. Mungkin kita benci kepada Malaysia karena faktor iri hati terhadap 'saudara dekat' yang satu itu. Apapun itu alasannya, kesampingkanlah rasa iri dan dengki. Bagaimanapun juga, kita saling membutuhkan. After all, "It's just good business."

Bawang putih tak sampai desa (meme editan pribadi)
Bawang putih tak sampai desa (meme editan pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun