Mohon tunggu...
Sri Amelia
Sri Amelia Mohon Tunggu... Petani - tentang saya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seorang pengamat

Selanjutnya

Tutup

Money

Gagalnya Panen Jagung

21 Maret 2019   13:14 Diperbarui: 21 Maret 2019   14:19 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi. Metrojambi.com)

Bulan Maret seharusnya sudah masuk dalam masa panen raya bagi para petani jagung. Pada masa-masa ini para petani bisa menikmati hasil jerih payah mereka bertanam selama beberapa bulan terakhir. Tapi sepertinya hal itu tidak bisa dinikmati oleh sekelompok petani jagung di Nusa Tenggara Barat (NTB). Padahal di tingkat nasional, provinsi itu terkenal akan produksi jagungnya.

Menurut data Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sumbawa Barat, sekitar 800 hektar jagung di Kecamatan Poto Tano, mengalami gagal panen. 

Kemalangan tersebut terjadi di dua desa kecamatan setempat yaitu Desa Tua Nanga sebanyak 600 hektar dan Desa Kiantar sebanyak 200 hektar. Gagal panen ini adalah akibat dari tidak stabilnya curah hujan di wilayah sekitar dan mengakibat tanah serta tanaman jagung kekurangan air. Bisa dibilang, kegagalan panen kali ini merupakan faktor alam yang tidak bisa diprediksi. 

Rujukan

Gagal panen (meme editan pribadi)
Gagal panen (meme editan pribadi)
Kegagalan panen di 800 hektar ladang jagung itu bukanlah angka yang kecil. Andai satu hektare bisa menghasilkan sampai 10 ton jagung pipil kering, maka ada potensi wilayah itu akan kehilangan produksi hingga 8000 ton. 

Bukan hanya produksi yang akan berkurang. Para petani juga akan menderita kerugian yang bukan main. Standarnya, biaya untuk mengusahakan jagung satu hektare adalah sekitar Rp 8,5 juta. Bila kita rata-rata, berarti gagal panen itu bisa membuat petani di sana rugi sejumlah total Rp 6,8 milyar. 

Perlu ada upaya khusus bagi para petani jagung yang menderita gagal panen. Baik itu dalam bentuk bantuan benih, pupuk, dan subsidi untuk musim tanam ke depan. Atau bisa juga lobi dan insentif bagi para petani yang menggunakan modal dari perbankan untuk bertanam di musim ini. 

Baik Dinas Pertanian atau mungkin Kementerian Pertanian mungkin bisa mewakili para petani ini untuk melobi pihak perbankan untuk memberi kelonggaran. Berupa penundaan angsuran atau mungkin sampai pengembalian modal pinjaman seperti asuransi. 

Jangan sampai gagal panen dan kerugian yang diderita petani kali ini membuat mereka patah hati dan kehilangan niat untuk bertani ke depannya. Karena menciptakan petani baru adalah hal yang sukar dilakukan. Oleh karena itu, kita harus sebisa mungkin mempertahankan petani yang sudah ada.

Tolongin doraemon (meme editan pribadi)
Tolongin doraemon (meme editan pribadi)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun