Mohon tunggu...
sri alayda azahra
sri alayda azahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya memiliki hobi memasak dan saya juga memiliki kepribadian yang misterius xixixi, dan cita-cita saya ingin menjadi orang kaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemimpin Sejati dalam Merawat Kepemimpinan

5 November 2022   15:09 Diperbarui: 5 November 2022   15:17 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Sri Alayda Azahra

Kepemimpinan sesungguhnya tidak di tentukan oleh pangkat ataupun jabatan seseorang. Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam diri dan merupakan buah dari keputusan seseorang untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarganya, bagi lingkungan pekerjaannya, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi Negerinya.

Pemimpin sejati adalah seorang pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dan maximizer. Bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. 

Tanpa perubahan dari dalam diri, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, dan tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, serta visi dan misi yang jelas, seseorang tidak akan menjadi pemimpin sejati.

Dan tentunya pemimpin sejati mempunya cara nilai merawat kepemimpinanya, etss jangan bingung, akan saya jelaskan secara singkat apa saja nilai-nilainya :

1. Nilai yang pertama yang perlu di kembangkan adalah Logos, atau kemampuan berpikir rasional. Orang harus di latih untuk menggunakan akal budi mereka, guna menganalisis berbagai hal yang ada di dalam kehidupan. Orang-orang yang mampu menggunakan akal budi mereka secara tepat dan tajam untuk memahami berbagai masalah kehidupan akan menjadi calon-calon pemimpin masa depan.

2. Nilai kedua yang juga harus berkembang adalah ethos, yang menurut Reza A.A Wattimena yg di tafsirkan dalam artikel “Menjadi Pemimpin Sejati”, sebagai sikap yang otentik. 

Orang harus berani mengeskpresikan pikirannya secara jernih, komunikatif, sekaligus sopan. Ekspresi terseut bukanlah buatan, melainkan lahir dari hari yang dipenuhi kepedulian.

3. Nilai yang ketiga yang harus hidup di dalam “tanah” kepememimpinan adalah nilai pathos, yang sebagai mana Reza A.A Wattimena tafsirkan di dalam artikel “Menjadi Pemimpin Sejati” sebagai empati,orang harus di latih untuk peduli pada situasi sesamanya, terutama mereka yang paling menderita secara fisik-ekonomi maupun secara mental spiritual. Sikap peduli itu lalu diwujudkan didalam usaha untuk menolong.

Nah sudahkah masyarakat di Negeri kita ini memiliki ketiga nilai itu, sehingga layak disebut sebagai “tanah” subur untuk melahirkan calon-calon pemimpin masa depan?.

Jangan sampai menciptakan “tanah” yang subur bagi kepemimpinan dicekik oleh birokrasi yang tak masuk akal, atau oleh kebodohan kita sendiri sebagai bangsa. Jangan sampai ya gays, karna taruhannya terlalu besar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun