Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist. I believe my fingers...

Selanjutnya

Tutup

Trip

Melabuhkan Cinta di Everest Base Camp

25 Maret 2023   21:55 Diperbarui: 25 Maret 2023   22:07 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sri NurAminah (Maret, 2023)

Tak kenal maka tak sayang. Kalimat sakti ini juga berlaku untuk kegiatan mendaki gunung. Umumnya mendaki gunung dilakukan dengan penuh rasa cinta terhadap keindahan yang disajikan oleh alam. Selain niat untuk menikmati keindahan alam, mendaki gunung juga membutuhkan tenaga plus modal untuk melakukannya. Prof. Imam Robandi sebagai founder of IRo Society yang lama bermukim di Jepang saat melanjutkan studinya, telah menggugah rasa dengan kalimat yang cukup menyentak kalbu. Beliau bercerita bahwa orang Jepang sangat menikmati keindahan alam dimanapun dia berada. Mereka sangat menghargai alam dan selalu berusaha menjaganya dari kerusakan. Pendidikan mencintai alam sekitarnya telah ditanamkan saat anak masih berusia dini. Para generasi emas ini telah diperkenalkan kepada alam karena kerusakan lingkungan merupakan pertanda bahwa manusia tidak mengenal dan menyayangi ekosistem.

Interaksi Antara Alam dan Manusia

Kalimat penggugah semangat yang sangat inspiratif ini disampaikan oleh beliau saat membuka acara KSJM ke 159 di hari Jumat tanggal 10 Maret 2023. Topiknya sangat luar biasa yaitu Menikmati Keindahan Himalaya (Penjelajahan Everest Base Camp) dengan flyer menampilkan indahnya hamparan gunung bersalju dan foto dua orang invited speaker yang merupakan pakar mendaki gunung yaitu:  Candra Jayadi dan Andy Pash. Kajian Spesial Jumat Malam (KSJM) yang dilaksanakan secara daring dan gratis mulai pukul 19.00 wib memang sangat fenomenal. Topik yang berbeda  setiap minggu dikemas dengan sangat menarik dan disajikan oleh pakar di bidang tersebut. Semuanya sangat menambah pengetahuan audience yang hadir di event daring itu.

Berkaitan dengan kecintaan alam, Prof. Imam Robandi memberikan ilustrasi tentang perilaku atasan yang kurang memelihara lingkungan sekitarnya sehingga genteng Lembaga Pendidikan yang dipimpinnya ditumbuhi beringin, tumbuhan pakis dan semanggi. Ada pula yang malas melakukan kegiatan karena tingginya suhu udara.  Prof. Imam menjelaskan bahwa Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa adalah negara tropis yang sepanjang tahun mendapatkan sinar matahari. Berlainan dengan negara tetangga, contohnya bulan Januari matahari berada di dekat Hokkaido dan bulan Juni matahari terlihat di sekitar Tasmania.

Keindahan alam Himalaya melalui rute Lhukla ke Everest Base Camp (EBC) telah lama menarik minat Prof. Imam untuk mengunjunginya. Sayang seribu sayang, perjalanan ini gagal karena sulitnya mengurus perijinan masuk. Beliau mengatakan bahwa dirinya sudah amat senang jika dapat melihat yak yang menjadi hewan kebanggaan masyarakat Nepal. Prof. Imam berpesan bahwa menjelajah suatu tempat harus dapat memetik sesuatu, contohnya membuat foto atau dokumentasi perjalanan. Alam sekitar akan merasa 'diperhatikan' jika membuat dokumentasi tentang keindahannya. Contohnya perjalanan dari Tuban menuju ke Jombang yang melewati daerah tempat tumbuhnya daun jati yang menyembul indah dari batangnya. Semuanya merupakan wujud keindahan alam yang tersaji untuk dinikmati keindahannya.

Himalaya yang Memukau

Pembicaraan tentang Himalaya dimulai oleh Andy Pash pada pukul 20.00 wib saat peserta KSJM mencapai 45 orang. Belajar menghargai alam dengan cara melakukan aktivitas di tempat terbuka sangat banyak ragamnya, salah satunya adalah mendaki gunung. The nature is the good teacher adalah slogan yang selalu dipakai oleh Andy Pash jika berniat menjelajah keindahan alam. Everest merupakan gunung tertinggi di dunia yang berada di hamparan pegunungan Himalaya. Masyarakat Nepal menyebut Everest sebagai Sagarmatha, gunung salju dengan ketinggian 8.849 m dpl. Prof. Imam menyatakan bahwa Everest adalah gunung yang sangat menawan dan spektakuler. Beliau membayangkan dirinya dapat mencapai EBC rasanya sudah sangat berbahagia. Andy Pash yang berkolaborasi dengan Candra menceritakan bahwa rencana perjalanan ke EBC mulai pada tahun 2017. Niat ke Everest membuat kedua mountain trekker ini harus mengorek informasi dan belajar banyak hal karena saat itu belum ada local tour agent. Salah satu informasi penting menuju ke Everest diperoleh dari temannya yang bermukim di Malaysia dan Singapura karena sang informan telah mengunjungi daerah impian itu.

Perkembangan era digital telah memberikan  peluang terwujudnya harapan yang dulunya mustahil untuk dilakukan. Cara lain mendapatkan informasi ke EBC melalui dunia digital adalah: menonton tayangan di YouTube dan mengunjungi website berhubungan dengan topik yang dicari. Setelah mendapatkan informasi, Candra dan Andy mendownload peta, topografi dan jalur menuju ke EBC. Terdapat aplikasi yang sangat mempermudah jalannya menuju EBC yaitu maps.me yang memberikan informasi tentang semua gunung yang ada di luar negeri beserta petanya masing-masing.

Setelah menahu daerah tujuannya mendaki, Candra dan Andy melakukan booking home stay/guest house di Kathmandu, ibukota Nepal. Mereka tidak booking hotel karena ingin berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal. Umumnya guest house di Nepal dikelola oleh pemiliknya yang notabene adalah warga negara disitu. Keuntungannya adalah para tamu lebih memahami situasi Nepal dan menghindari keluarnya banyak budget ekstra karena menggunakan jasa tour agent  yang biayanya sangat mahal. Mayoritas penduduk Nepal beragama Buddha, ada pula penganut agama Hindu dan Islam. Jika ingin mencari hotel di Nepal, sebaiknya membaca review lebih dahulu sebelum melakukan booking hotel. Adanya review hotel akan memandu calon visitor mendapatkan pelayanan terbaik selama berada di tempat tersebut. Sayang sekali jika uang yang dikumpulkan dengan susah payah harus dihabiskan gegara kurang informasi tentang daerah tujuan. Selain hotel dan guest house di Nepal, ada pula dormitory yang biayanya IDR 50,000 semalam dan mandinya di sungai. Hotel Thamel yang ditempati oleh Candra dan Andy mempunyai kamar dengan 3 buah tempat tidur, sewanya IDR 600,000 semalam.

Indahnya Budaya Negeri Atap Dunia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun