Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist. I believe my fingers...

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Cara Deteksi Minyak Bumi di Sekitar Kita

1 Maret 2023   23:40 Diperbarui: 2 Maret 2023   10:46 1530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi minyak bumi (canva.com via kompas.com)

Minyak bumi merupakan material vital yang sangat menentukan roda perekonomian dunia. Berkaitan dengan keberadaan minyak bumi, Biomarka dalam Kancah Minyak Bumi merupakan tema dalam acara Profesor ITS Berbincang yang diadakan pada hari Rabu tanggal 1 Maret 2023 pukul 19.30 wib via zoom. 

Acara daring ini menghadirkan Keynote Speaker yaitu: Prof. Dr. R. Y. Perry Burhan, M.Sc. Beliau adalah Guru Besar Geokimia Organik di ITS. Moderator acaranya adalah Prof. Irmina Kris Muwarni yang merupakan Guru Besar Kimia FMIPA ITS. 

Saat jam menunjukkan waktu 20.15 WIB, telah hadir di dalam ruang zoom sebanyak 37 orang, sebagian besar berasal dari IRo Society, kelompok literasi dengan Prof. Imam Robandi sebagai foundernya. 

Saat ini Prof. Imam Robandi menjabat sebagai Ketua Dewan Profesor ITS. Beliau selalu memotivasi para santrinya untuk belajar dan meningkatkan pengetahuannya dengan mengikuti berbagai acara secara daring yang diadakan oleh ITS.

Terjadinya perang antara Ukraina dan Rusia menyebabkan langkanya minyak bumi sehingga terjadi kenaikan harga. Pada tahun 2023, kebutuhan minyak dunia meningkat sekitar 2 juta barrel per hari. 

Berakhirnya konflik Ukraina dan Rusia menyebabkan terjadi perubahan level harga minyak bumi. Potensi kenaikan atau menurunnya harga minyak bumi sangat tergantung dari situasi negara yang mengalami konflik. Saat ini harga minyak bumi stabil pada level USD 80--90 per barrel. 

Adanya keuntungan minyak bumi yang lebih besar dibandingkan dengan energi terbarukan yang masih dalam proses penyempurnaan membuat beberapa perusahaan besar enggan 'pindah ke lain hati'. 

Keuntungan yang telah diperoleh secara nyata menyebabkan beberapa perusahaan besar tetap memilih menjalankan bisnis bahan bakar fosil dengan alasan investasi sudah dilakukan sejak lama walaupun tetap mengembangkan prototipe menggunakan bahan bakar non fosil, contohnya penggunaan mobil listrik ramah lingkungan. 

Berdasarkan gambaran tersebut, dapat dikatakan bahwa bahan bakar fosil tetap menjadi primadona neraca perdagangan dunia yang terjadi saat ini.

Tumbuhan Hijau dan Terbentuknya Minyak Bumi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun