Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist. I believe my fingers...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Amankah Mengkonsumsi Kembang Kol Warna-warni?

19 Februari 2023   15:07 Diperbarui: 8 Maret 2023   13:00 1519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kol warna ungu ( Shutterstock via KOMPAS.com)

Warna-warni identik dengan keindahan, begitupun dengan makanan yang dikonsumsi manusia. Beberapa jenis makanan memang perlu dibubuhi pewarna untuk menarik minat pembeli, utamanya anak-anak. Pemakaian bahan pewarna tergantung pada pilihan pembuat makanan.

Sejak lama dikenal pewarna berasal dari bahan alami (kunyit, daun pandan, buah naga). Warna alami yang cepat memudar saat digunakan menyebabkan ditemukannya inovasi pewarna buatan yang aman untuk bahan makanan. Bloemkool, cauliflower atau kembang kol adalah salah satu sayuran bernilai ekonomis tinggi. 

Tanaman semusim yang termasuk famili Brassicaceae (kubis-kubisan) sangat terkenal di Indonesia sebagai salah satu bahan campuran cap cay, salad dan lain-lain. Berkembangnya teknologi padu padan gen membuat kembang kol yang lazimnya berwarna seputih salju telah bersalin rupa menjadi hijau, ungu dan oranye. 

Sekilas kembang kol berwarna hijau mirip brokoli, namun warna brokoli terlihat lebih pekat dengan bintik kuning di beberapa spot. Teknologi yang semakin canggih berkorelasi positif dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat.

Keindahan warna makanan yang dijual maupun sayur berwarna-warni telah menimbulkan satu pertanyaan, amankah produk itu untuk dikonsumsi manusia?

Nutrisi Kembang Kol

Kembang kol adalah jenis sayur yang menggambarkan secara jelas 'level ekonomi' kelas menengah ke atas. Kembang kol menjadi salah satu sayuran wajib dalam Chinese food dan masakan impor lainnya. Cara pengajian yang sangat sederhana, kembang kol direbus bersama brokoli lalu disantap hangat dengan taburan sedikit lada bubuk dan garam. 

Pasar swalayan merupakan tempat yang sangat tepat mencari jenis sayuran ini karena jarang dijumpai di pasar tradisional. Seperti halnya brokoli yang langka dijual di pasar tradisional, hal serupa juga menimpa kembang kol.

Harga kembang kol yang jauh melambung dibandingkan daya beli masyarakat terhadap jenis sayuran konvensional lainnya membuat para bakul lebih memilih menjual sayuran murah meriah, banyak peminatnya dan tidak membutuhkan banyak perawatan. 

Secara umum kebanyakan kembang kol yang dibudidayakan petani berwarna putih, ditanam secara tumpang sari dengan wortel, kubis, seledri dan daun bawang. Kembang kol tumbuh baik dan mampu menghasilkan bunga di daerah dataran tinggi berhawa sejuk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun