Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist. I believe my fingers...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Amankah Mengkonsumsi Kembang Kol Warna-warni?

19 Februari 2023   15:07 Diperbarui: 8 Maret 2023   13:00 1518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kol warna ungu ( Shutterstock via KOMPAS.com)

Di daerah Sulawesi Selatan terdapat dua sentra tanaman sayuran terbesar yaitu: Malino di Kabupaten Gowa dan Baroko di Kabupaten Enrekang.

Selain kembang kol, kedua sentra sayuran ini juga membudidayakan tanaman hortikultura dataran tinggi lainnya yaitu: brokoli dan stroberi.

Jika kembang kol ditanam di dataran rendah, batangnya terus bertumbuh tanpa menghasilkan bunga. Suhu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan kembang kol secara optimal sekitar 15,5 - 18C dengan suhu maksimal 24C. 

Kelembaban optimal yang disukai kembang kol untuk bertumbuh berada antara 80 - 90%. Jenis serangga yang umum ditemukan merusak kembang kol, brokoli dan tanaman famili kubis-kubisan lainnya adalah ulat Plutella xylostella.

Ulat kecil berwarna hijau ini merusak daun dan kembang kol di dataran tinggi sejak dari pesemaian sampai menjelang panen. Umumnya ulat Plutella xylostella menyerang tanaman di musim kemarau. Penyebarannya sangat cepat di dalam satu lahan penanaman. 

Jika tidak dilakukan pengendalian, potensi kehilangannya dapat mencapai 100%. Pembaca tidak perlu kuatir, ulat yang terikut di daun kubis, kembang kol dan sayuran lainnya dapat dihilangkan dengan merendam bagian tanaman yang telah disiangi selama beberapa menit dengan menggunakan air garam.

FAO (2017) melaporkan bahwa kembang kol mengandung zat besi, kalsium, fosfor, vitamin B dan C. Kalsium sangat vital dibutuhkan tubuh untuk perkembangan kepadatan massa tulang utamanya pada balita. Semangkuk kembang kol segar dengan berat 100 gram mengandung serat sebanyak 2,1 gram; kalori 27 kcal; lemak 0,3 ggram; protein 2 gram; karbohidrat 5,3 gram dan gula sederhana sebanyak 2 gram. Selain mengandung vitamin dan mineral, kembang kol juga menghasilkan serat bermanfaat untuk pencernaan. Saat kembang kol layu, tampak bercak hitam yang dapat menghilangkan selera makan.

Rekayasa Genetik pada Tanaman yang Dikonsumsi Manusia

Bukan hanya pelangi yang berwarna warni terpampang indah di langit, tetapi saat ini, aneka tanaman budidaya telah sukses diubah susunan genetiknya menjadi berwarna indah sesuai keinginan si pemulia tanaman.

Berkembangnya inovasi teknologi di bidang genetika menyebabkan telah dihasilkan kembang kol berwarna-warni, sangat cantik dipandang mata. Fenomena kembang kol berwarna jreng menakjubkan karena terjadinya mutasi gen. 

Adanya akumulasi beta karoten dalam gen tanaman menyebabkan perubahan warna yang sangat jauh berbeda dengan leluhurnya di masa lalu. Beta karoten atau -carotene merupakan pigmen alami berwarna dominan merah oranye yang terdapat pada tanaman tertentu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun