Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist. I believe my fingers...

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Rumput Pembawa Bencana

6 Februari 2023   14:37 Diperbarui: 7 Februari 2023   01:34 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyiangan gulma sebagai tumbuhan pengganggu merupakan salah satu bagian pengendalian serangga hama dan mikroba penyakit tanaman yang menggunakan gulma sebagai tempatnya berkembang biak. Petani memanfaatkan perolehannya berupa rumput segar dan setengah kering sebagai pakan hewan ternak. 

Beberapa jenis burung sejak lama telah memanfaatkan helaian rumput kering sebagai sumber material pembuat sarang. Secara alami rumput kering dan limbah pertanian organik dapat terurai kembali ke tanah menjadi pupuk.

Adanya lignin dan selulosa penyusun dinding sel tumbuhan memakan waktu sangat lama jika diuraikan secara alami melalui pembusukan dalam tanah sehingga harus ditambah dengan mikroba pelapuk. 

Bukan hanya rumput yang menjadi limbah pertanian, tumpukan jerami padi setelah panen bermanfaat sebagai pakan kaya nutrisi yang mudah diserap pencernaan ternak.

Hasil penelitian Mustabi et al. (2018) menunjukkan bahwa penambahan mikroba jamur pelapuk dapat meningkatkan kandungan protein kasar jerami padi.

Jamur Coprinus comatus memberikan hasil tertinggi peningkatan protein kasar jerami padi sebesar 58,52%. Jamur pelapuk lainnya adalah Lentinus torulosus dan Corilopsis polyzona meningkatkan protein kasar jerami padi masing-masing sebesar 58,20% dan 56,35%. 

Terkait dengan masa inkubasi jerami padi yang berkisar 15 sampai dengan 30 hari menunjukkan bahwa semakin lama waktu inkubasi jamur pelapuk menunjukkan semakin tingginya kandungan protein kasar pada jerami padi. Jamur Coprinus comatus dengan masa inkubasi 30 hari memberikan hasil terbaik meningkatkan kualitas nutrisi jerami padi. 

Waktu inkubasi lebih dari 15 hari memberikan peluang kepada protein jamur pelapuk untuk bereaksi secara maksimal pada material itu. Semakin lama masa inkubasi, semakin rendah kandungan lemak kasarnya. Hal ini berarti bahwa proses fermentasi jamur pelapuk sukses mencerna lemak kasar untuk pertumbuhannya. 

Penjelasan ilmiahnya adalah berkurangnya kandungan lemak kasar terjadi karena adanya perubahan kimiawi menggunakan lemak kasar menjadi glukosa.

Penurunan kandungan serat kasar menunjukkan bahwa jamur pelapuk mampu menguraikan serat kasar menjadi senyawa lebih sederhana dan mudah larut.

Penurunan ini sangat menguntungkan karena nutrisinya mudah diserap oleh pencernaan ternak. Inilah tujuan jangka panjang dilakukannya penyiangan tanaman budidaya dan sanitasi lingkungan karena rumput yang berstatus sebagai tumbuhan pengganggu memberi manfaat sebagai sumber nutrisi hewan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun