Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist. I believe my fingers...

Selanjutnya

Tutup

Trip

Malino: Sebuah Inspirasi dalam Menggali Potensi Diri

31 Januari 2023   11:22 Diperbarui: 31 Januari 2023   11:31 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Bercerita tentang Sulawesi Selatan, kurang klop tanpa menyenggol Malino si Kota Bunga. Makassar dan Malino adalah dua tempat yang sangat berbeda, bagaikan langit dan bumi. Makassar yang berada di dataran rendah sangat terkenal dengan keindahan Pantai Losari, Fort Rotterdam dan aneka boga baharinya yang super lezat. Kota wisata Malino terletak di daerah pegunungan Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa. 

Jarak kota  Makassar ke Malino sekitar 60 km, dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua. Malino adalah hamparan indah bentang alam yang terletak di pegunungan berhawa sejuk dan menjadi salah satu destinasi wisata terkenal di Sulawesi Selatan. 

Banyaknya villa dan penginapan berbayar di rumah penduduk lokal tersedia untuk tempat liburan keluarga di hari libur. Situasi ini  menyebabkan suasana Malino mirip dengan daerah Puncak  di Jawa Barat. Selain penginapan, segelintir masyarakat membuka usaha open farming yang sifatnya edukasi untuk masyarakat. Pengunjung dapat belajar menanam sayuran secara konvensional, boleh memetik sayur dan buah stroberi dengan kompensasi biaya yang sangat terjangkau. 

Saya merasa teknik ini sangat bagus diterapkan untuk anak-anak supaya mereka belajar mencintai alam sejak dini. Kebun sayur nan hijau juga dilengkapi dengan beberapa ornamen unik untuk tempat swafoto berlatar belakang hutan pinus yang sungguh indah. Malino memang terkenal kontribusinya sebagai sentra pertanaman sayur mayur dataran tinggi setelah Baroko di Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Bantaeng. 

Kontribusi Malino sebagai sentra penghasil sayuran menyebabkan daerah ini menjadi tempat tujuan penelitian mahasiswa saya yang berasal dari  Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin. Mahasiswa  yang berminat melaksanakan penelitian tentang hama dan penyakit menyerang komoditi pertanian dataran tinggi rujukannya memang ke Malino atau Kabupaten Enrekang. Tidak dapat dipungkiri bahwa hamparan kebun berisi kol,wortel, bawang daun, tomat, aneka macam sayuran dan bebungaan indah khas dataran tinggi telah sukses menorehkan peran Malino sebagai sumber sayuran dan bunga yang menyejukkan mata.

Malino telah tercatat di dalam sejarah bangsa Indonesia terkait dengan masa penjajahan  bangsa asing. Julukan kota bunga diberikan ke daerah wisata ini karena banyaknya bunga indah terlihat bermekaran di sepanjang jalannya yang berkelok. Pemandangan sangat indah ditawarkan dengan nuansa gunung biru,  jurang dan pertanaman sayuran yang berada di kejauhan. 

Pada tahun 1946, Malino digunakan oleh Belanda sebagai  tempat penyelenggaraan Konferensi Malino membahas tentang negara bagian berbentuk federasi di Indonesia bagian timur. Upaya Belanda membangun negara federasi tidak terwujud karena masyarakat Indonesia tetap keukeuh menganut azas Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupannya. Perekonomian terus menggeliat sepanjang waktu di kota Malino, dapat disaksikan secara nyata di pasar yang ramai dengan penjual menjajakan aneka sayuran, sayur daun paku, buah markisa ungu dan kuning. Ada pula jajanan berupa tenteng dan dodol hitam legit yang terbuat dari beras ketan. Di pasar Malino juga dapat dijumpai bunga edelweis sebagai lambang cinta abadi para pendaki yang pulang bertualang dari Gunung Bawakaraeng.

Penjajah Belanda telah meninggalkan Indonesia sehingga cerita terkungkung oleh kuasa penjajah usai sudah. Sayangnya kondisi lalu lintas yang macet dan semrawutnya kabel listrik di berbagai kota besar merupakan pertanda bahwa bangsa ini belum sepenuhnya 'kenyang luar dan dalam'.  Beragamnya kondisi geografis, adat istiadat  dan tersedianya fasilitas yang sangat berbeda di kota besar dan daerah pelosok menuntut seorang pendidik harus kreatif mengelola generasi emas Indonesia  supaya tidak selamanya menjadi penumpang. 

Pendidikan di berbagai daerah di Indonesia kualitasnya berbeda karena tergantung pada tersedianya fasilitas akses transfer teknologi dan sumber daya manusia yang berperan di dalamnya.  Setiap calon pemimpin bangsa harus siap menjadi driver di negaranya sendiri. Para harapan bangsa ini bertanggung jawab melanjutkan cita-cita dan hasil perjuangan para pahlawan  menuju kejayaan di masa yang akan datang.

Salah satu cara sederhana untuk  memajukan bangsa adalah  meninggalkan kebiasaan menunda pekerjaan dan melakukan kebaikan walau sekecil butiran pasir. Jiwa yang terasah dengan kebaikan setiap hari merupakan suatu kemajuan yang harus menjadi pegangan dalam menggapai masa depan nan ceria. Terdapat dua pilihan penting di dalam kehidupan, apakah anda mau jadi penonton yang tetap duduk manis di tribun atau menjadi tontonan.  Semua pilihan dalam kehidupan mempunyai konsekuensinya masing-masing. 

Jika seseorang memilih menjadi tontonan, dia harus siap mendulang keberhasilan atau dikucilkan karena gagal menorehkan karya nyata. Apapun konsekuensi pilihan seseorang, menjadi tontonan adalah proses panjang dalam mempromosikan  potensi yang anda miliki kepada orang lain. Selama matahari masih berarak dari timur ke barat, jangan pernah ragu untuk  mengembangkan potensi diri. Teruslah belajar sesuatu yang baru  dan menebar manfaat kepada masyarakat (srn).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun