Pandemi Covid-19  telah sukses memproklamasikan zaman transparan menggunakan internet di dalam mendeteksi 'who you are'. Mbah Google yang merajai  dunia maya merupakan  situs pencarian paling update jika ingin menahu tentang apapun. Berkenalan dengan Mbah Google tidak perlu melalui birokrasi berbelit-belit. Kediamannya sangat mudah dikunjungi via laptop, iPad, ponsel dan ragam alat komunikasi lainnya. Syarat utama mengunjungi mbah Google adalah: Pembaca harus terhubung dengan jaringan wifi alias punya kuota  mengakses jaringan internet. Tidak dapat dipungkiri, Mbah Google merupakan sumber informasi paling ambyar dan terpercaya di dunia maya.
Nenek moyang Google yang kita kenal sekarang adalah searching machine BackRub berbasis internet hasil kutak katik Larry Page dan Sergey Brin. Nama BackRub diganti Googol, selanjutnya berubah menjadi Google karena investor membuat kesalahan saat mengejanya. Nama baru itu mendatangkan rejeki yang baru karena mudah sekali diucapkan oleh semua tipikal lidah berbagai dialek di seluruh dunia. Seperti yang kita lihat saat ini, Mbah Google bersahabat karib dengan YouTube, LinkedIn dan Research Gate yang menjadi oase informasi jejaring penelitian di seluruh dunia. Uniknya lagi, setiap orang berhak menjadikan si Mbah Google sebagai asistennya. Dapat dikatakan bahwa  Mbah Google adalah asisten multi talenta berkonteks 'aplikasi tidak pakai ribet'.
Sejak ditemukannya sampai hari ini, Mbah Google sangat banyak membantu di dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Kaum Emak milenial yang tidak menahu cara memasak tempe mendoan, rawon atau gudeg campur krecek akhirnya lihai memanjakan selera keluarga tercinta setelah diajari oleh Mbah Google. Bertanya tentang cara perawatan bayi, tumbuh kembang balita sampai jenis makanan penambah berat badan kucing kesayangan suami, selalu tersedia jawaban apik dari Mbah Google. Hebatnya lagi  jawaban itu siap saji dalam berbagai bahasa di dunia. Inilah dampak positif Emak milenial berinteraksi dengan Mbah Google untuk meningkatkan skill-nya merawat keluarga sakinah, mawadda dan warahmah. Kaum mahasiswa yang galau dalam mengkalkulasi data berbasis Indeks Keanekaragaman Shannon-Wieber akhirnya sukses menyelesaikan tugas akhirnya menghitung populasi kepinding hitam yang merusak tanaman padi milik petani. Secara mandiri mereka mampu merampungkan pekerjaannya dibantu oleh Mbah Google yang super baik hati dan tidak pernah mengenal lelah.
Di zaman serba instan ini, berat sekali rasanya hati hidup berjauhan dengan Mbah Google. Kecanggihan teknologi berjalan lancar jaya jika didukung oleh provider layanan publik yang mumpuni. Inilah kekuatan kita di dalam menjalani nasib working from home akibat serangan makhluk tak kasat mata bernama virus Corona. Adanya penyakit mematikan karena  virus Corona telah menorehkan sejarah gelap di dalam peradaban manusia. Semua aktivitas dan cara hidup berubah 1000% dengan dampak yang bervariasi di berbagai negara. Pariwisata, perekonomian dan sektor lainnya mengalami kerugian besar dan tergantikan oleh kaum adaptif yang lihai memanfaatkan peluang bisnis online selama terjadinya pandemi Covid-19.
Prof. Imam Robandi, Sensei hebat founder IRo Society setiap saat selalu menginspirasi santri dengan ribuan ide briliannya. Tukar pikiran dengan beliau memberikan dampak yang sangat melegakan hati, bagaikan penderita asthma yang diterapi menggunakan  obat ventolin intra vena. Tak lekang dimakan waktu dalam memberikan solusi mengatasi berbagai masalah. Beliau mempunyai resep sangat mujarab berkaitan dengan eksistensi Mbah Google. Jika di dalam hatimu timbul rasa penasaran ingin menahu tentang personal branding seseorang, panggillah Mbah Google. Ketik nama seseorang yang ingin diketahui bibit, bebet dan bobotnya. Segera Mbah Google akan menginformasikan statusnya secara cepat, si mystery guest itu masuk kategori limbah industri atau mutiara terpendam (srn).
