Mohon tunggu...
Sri HandaYani
Sri HandaYani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Malikussaleh Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Keadaan Pendidikan di Masa Pandemi

14 Januari 2021   21:09 Diperbarui: 14 Januari 2021   21:17 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Saat ini, pendidikan sangat berperan dalam kemajuan suatu bangsa. Tanpa pendidikan yang berkualitas, suatu negara akan tertinggal oleh negara lain. Tetapi, kita dapat melihat pendidikan yang ada di Indonesia, masih belum berkualitas. Apalagi, Indonesia sedang mengalami masa pandemi covid 19. Banyak sekolah dan perguruan tinggi yang memutuskan untuk melaksanakan proses pembelajaran secara online. Ini semua dilakukan agar mencegah penularan covid 19. Memang dengan melakukan proses pembelajaran secara online tampak mudah. Tetapi, tidak semudah saat melakukan proses pembelajaran secara tatap muka.

Banyak kendala yang terjadi pada saat melakukan proses pembelajaran secara online. Jika dilihat dari kalangan orang tua, kendala yang dialami adalah mereka harus mencari tambahan uang untuk membeli gadget yang memadai, dan kuota internet yang banyak agar anaknya dapat mengikuti pembelajaran dengan lancar. Tidak semua orang tua sanggup untuk memenuhi hal tersebut. Karena tidak semua orang tua mempunyai penghasilan yang lebih. Bahkan, ada orang tua yang tak berpenghasilan karena terhentinya aktivitas bekerja dikarenakan pandemi tersebut.

Kendala dari kalangan anak- anak adalah menurunnya tingkat kedisiplinan anak ketika melakukan proses pembelajaran dirumah. Karena mereka bisa bersantai dirumah tanpa harus dimarahi oleh pengajar. Sampai ada anak yang tak membuat tugas karena terbiasa santai dirumah. Kendala selanjutnya adalah banyak anak yang tidak paham saat dengan mata pelajaran yang disampaikan secara online. Tidak semua anak bisa memahami, karena mereka sudah terbiasa dengan proses pembelajaran secara tatap muka. Ini dapat menurunkan kualitas pikir anak dan menjadikan pendidikan di Indonesia menjadi lemah.

Kendala juga dialami oleh para mahasiswa perguruan tinggi. Mulai dari tidak memahami mata kuliah yang diajarkan, karena mereka sudah terbiasa dengan proses pembelajaran secara tatap muka. Kuliah secara tatap muka dan daring sangatlah berbeda. Disaat melakukan tatap muka, kuliah menjadi sangat aktif. Karena banyak aktivitas yang dilakukan, seperti tanya jawab. Proses tanya jawab lebih efisien dilakukan disaat tatap muka. Ketika daring, suasana belajar dianggap kurang aktif. Terkadang ada mahasiswa yang tak paham apa yang sedang dijelaskan. Mau bertanya pun tidak bisa secara langsung. 

Kuliah secara daring bisa menurunkan kedisiplinan mahasiswa. Karena, disaat daring ada mahasiswa yang mengikuti dengan baik, dan ada mahasiswa yang hanya mengisi absen, namun tidak mengikuti daring.

Adapun kendala disaat mahasiswa ketika melakukan daring, yaitu jaringan. Tidak semua mahasiswa yang bertempat tinggal dikota. Ada juga mahasiswa yang bertempat tinggal di kampung bahkan pedalaman. Untuk mendapatkan jaringan yah bagus, mereka pun harus pergi kekota. Tak semua mahasiswa yang jarak tempat tinggalnya ke kota itu dekat. Bahkan ada yang 30 menit perjalanan baru sampai kekota. Waktu 30 menit sudah habis diperjalanan, dan akan ketinggalan pembelajaran. Dan ada juga yang lebih dari 30 menit.

Kendala juga terjadi ketika dosen memberikan tugas. Disaat proses pembelajaran dilakukan secara tatap muka, tugas seperti kuis, UTS, dan UAS itu dilakukan disaat itu juga. Walaupun dengan waktu hanya 1-2 jam, itu semua dapat diselesaikan tanpa kendala apapun. Tetapi didaring, waktu 2 jam itu sangat singkat, karena kita terkendala dengan jaringan.  

Bagaimana tidak, tugas yang sudah dikerjakan harus dikumpul tepat waktu, jika lewat 1 detik saja, tugas pun tak bisa dikirim. Disaat ingin mengumpulkan tugas, waktunya segera habis, dan jaringannya tidak ada, tugas pun tak bisa terkirim. Ada dosen yang bisa mengerti dengan keadaan mahasiswanya, ia akan melakukan penambahan waktu. Ada juga dosen yang tak mau tahu, ia tak akan melakukan penambahan waktu.

Mahasiswa pun merasa stress dengan kendala-kendala tersebut. Biasanya mereka tidak mengeluh dengan tugas yang diberikan oleh dosen disaat tatap muka. Tetapi disaat daring, mereka mendadak menjadi orang yang putus asa. Karena dosen yang memberikan tugas tidak tanggung-tanggung, ada yang memberikan tugas sebanyak-banyaknya, dan ada juga dosen yang memberikan tugas diluar kemampuan mahasiswanya. Mereka pun merasa kualahan dan putus asa.
Hal ini tentu perlu menjadi perhatian oleh kementrian pendidikan dan juga dosen yang agar tidak mempersulit peserta didik dimasa pandemi ini.

Pemerintah harus memperhatikan peserta didik yang kurang mampu secara finansial agar mereka semangat kembali untuk melakukan proses pembelajaran secara online. Dengan cara memberikan dana bantuan bagi yang membutuhkan, dan memberikan kuota gratis untuk peserta didik agar bisa mengikuti proses pembelajaran online. Untuk pengajar pun diharapkan lebih kreatif lagi dalam melakukan proses pembelajaran, agar semangat dan kedisplinan peserta didik pun dapat kembali pulih seperti pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka. 

Dan bagi dosen diperguruan tinggi, diharapkan memberikan pengajaran dan perhatian yang baik kepada mahasiswa, karena tidak semua mahasiswa yang tidak mengalami kendala. Pasti setiap mahasiswa mempunyai kendala seperti disebutkan diatas. Dan lebih memperhatikan kembali agar disaat melakukan daring, pembelajaran menjadi lebih aktif dan tidak terkendala dengan ketidak pahaman. Semua ini harus dilakukan agar terciptanya pendidikan yang baik, bermutu, dan akan meningkatkan kualitas pendidikan agar negara pun menjadi maju dan disegani oleh negara-negara lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun