Mohon tunggu...
Sri Rahayu
Sri Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Menyukai literasi

Seorang ibu rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seorang Guru di Mata Anak Kecil

22 Agustus 2022   19:30 Diperbarui: 22 Agustus 2022   19:31 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kandasnya aku menjadi guru secara formal ternyata tidak memadamkan semangatku untuk menjadi pendidik. Berbekal ilmu yang aku dapatkan dari Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dan FKIP dari sebuah perguruan tinggi swasta rasanya jiwa pendidikku nggak pernah padam. Oh ya SPG adalah sekolah setara dengan SMA kalau sekarang SMK. Sekolah ini menyiapkan anak didiknya untuk menjadi guru Sekolah Dasar dan Guru TK. Akan tetapi SPG kemuadian ditutup pada tahun 90 an. Teman seangkatanku banyak yang menjadi guru bantu setelah lulus sekolah sambil menunggu pengangkatan sebagai pegawai negri. Meski aku tidak jadi guru di sebuah sekolah, nyatanya sepulang kerja di kantor, sudah ada dua murid cantik yang selalu menunggu aku untuk aku ajarin.

"Hai Nani cepat turun, truck container sudah datang" teriak mas Dani dari lantai satu membuyarkan lamunanku.

Mas Dani memang kalau bicara agak lantang, tapi baik orangnya.

"Yaaa" jawabku sambil lari kebawah membawa buku catatan barang-barang yang siap di loading untuk export hari ini

"Pak Erman nggak datang hari ini mas?" tanyaku pada mas Dani

Boss ku kalau datang aku nggak bisa maksimal ngawasin tally pada saat loading karena harus menyiapkan berkas buat boss juga kalau beliau lagi ngantor dan kadang sering terjadi beberapa kesalahan kalau saya nggak ikut ngawasin langsung. Ini super secretary pokoknya. Harus bisa rapi ikut meeting dan siap juga ganti baju kaos oblong untuk ke lapangan awasin loading dan kadang sampai naik-naik ke dalam container

"Tauuu" jawab mas Dani sambil angkat kedua tangannya

Tetiba suara motor langsung masuk ke dalam gudang. "Halo Nani apa kabar?" sapa Pur

"Halah tumben nanya-nanya. Tiap hari pagi siang malam juga ketemu" kataku

Dan kita tertawa bersama.

"Basi lu Pur" kata mas Dani nimpalin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun