Mohon tunggu...
Sri Rahayu
Sri Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Menyukai literasi

Seorang ibu rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rembulan

21 Juli 2022   06:17 Diperbarui: 21 Juli 2022   06:31 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam mulai menapakkan kaki ke bumi
Kunanti datangnya rembulan pengisi hati
Duduk ditepi telaga menyendiri
Permukaan air setenang hati ini

Dingin mulai merayap  merasuki kalbu
Pantulan cahaya rembulan utuh dipermukaan
Indahnya alam bagikan lukisan
Sempurnanya tangan Illahi menyempurnakan

Baca juga: Kubuang Dendam

Tak pernah kuketahui
Pada tenangnya permukaan terdapat gejolak mendalam dibawahnya
Jangan hanya melihat hanya dipermukaan

Mencoba mendalami apa yang tersimpan
Seperti cahaya rembulan
Mampu menerobos alam
Menemaniku dalam kelam

Tiba-tiba kerikil pecahkan bayang rembulan
Pecah terbelah
Tenangkan jiwa satukan lagi cahyanya
Hilangkan gundah

Baca juga: Terus Melangkah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun