Mohon tunggu...
Sri Rahayu
Sri Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Menyukai literasi

Seorang ibu rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibu

1 Juli 2022   14:58 Diperbarui: 1 Juli 2022   15:00 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wanita yang dahulu pernah aku singgahi rahimnya itu semakin renta

Dalam segala kondisi harus tetap semangat dan serba bisa

Baca juga: Ratapan Angin Dieng

Senyumnya masih manis menghujam jiwa

Darinya aku akan selalu merindui surga

Dan entah sudah berapa purnama aku tak jumpa

Baca juga: Purna

Tak terhitung lagi dosaku yang pernah menyakitinya

Selembut sutra memafkan semua

Sungguh tak akan terbayar hutang -- hutang budinya

Izinkan aku pergi jauh memperjuangkan yang belum kudapatkan

Baca juga: Langit

Merenda asa menjemput harapan

Untaian kata -- kata bermakna aku langitkan padaNya

Wanita paruh bayaku pujaanku bahagia

Kereta cinta membawaku melanglang buana kehidupan

Hanya bersama pelukan doamu aku mampu bertahan

Badai yang hampir membongkar paksa

Kerikil tajam yang menyakitkan terlampaui

Gunung Putri, 16 April 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun