Yang pentingkan bisa untuk beli beras, untuk makan, untuk bayar-bayar bisa untuk nabung belum bisa Jelas Bu Nurhayati ketika diwawancaraidiwawancarai pada Kamis, 15 April lalu.
Bukan hanya bu Nurhayati, bu Maryam (35 tahun) juga merasakan dampaknya. Beliau merupakan penjual tahu tempe kecil-kecilan di Pasar Talok. Beliau mengatakan bahwa, pandemi saat ini mempengaruhi kelangsungan dagangannya, karena pendapatan yang diperoleh dari berjualan tempe tahu tersebut terus merosot.
"Adanya pandemi membuat usaha turun sampai 30%. Pelanggan yang biasanya beli jadi berkurang karena masih pada libur (kerja) juga," ujar bu maryam saat saya wawncarai baru-baru ini.
Adapun Pak Teresia. Ia mengungkapkan kalau penjualannya lumayan menguntungkan untuknya. Pak Tesia sendiri adalah salah satu Pedagang Kaki Lima yang berjualan masker di pinggir jalan dekat Pasar Talok
“Penjualan masker ini lumayan, ya kurang lebih udah 100an orang yang beli,” kata Teresia.
Ia menjual berbagai macam masker kain dengan harga berkisar 10 ribu hingga 20 ribu per helai tergantung variasi maskernya. Variasi masker mulai dari yang polos namun banyak warna yang ditawarkan hingga yang bermotif sablon yang harganya sudah tentu lebih mahal. Selain jualan masker, Teresia juga menawarkan sarung tangan berbahan kain seharga 15 ribu dua pasang.
“Biasanya tuh orang beli ya minimal dua masker, tapi ada juga yang beli borongan, ya mungkin buat dijual lagi atau emang keluarganya banyak” ujarnya.
Teresia mengucapkan sudah dua minggu terakhir ia berjualan masker kain di tepi Jalan Raya Mohammad Kahfi 1 ini, tepatnya di samping gang Pasir di depan toko pulsa. Sebelumnya ia berjualan aksesoris perempuan di tokonya di Jalan Persahabatan, namun kini sepi pembeli karena pandemic COVID-19 ini.
“Sekarang tokonya sepi, jadi ditutup sementara dan berjualan masker aja deh,” katanya.
Teresia juga mengatakan kalau ia selalu mengenakan masker saat melayani pembeli supaya tidak tertular virus Corona. Masker kain yang dijual adalah buatan sendiri yang dijahit dengan bahan katun.