Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pandemi, Prokes dan Herd Immunity

30 Juni 2021   20:12 Diperbarui: 30 Juni 2021   20:55 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pandemi covid-19 di Indonesia semakin hari semakin mengkhawatirkan. Setelah libur lebaran, Indonesia memasuki gelombang kedua covid-19. Angka kasus harian covid di Indonesia rata-rata mencapai lebih dari 20 ribu kasus.  Kondisi ini jauh lebih parah dibandingkan tahun sebelumnya. Rumah sakit dimana-mana penuh. Rumah sakit tenda mulai banyak didirikan. Kebutuhan tabung oksigen meningkat. Dan orang yang terpapar pun tidak hanya didominasi kelompok dewasa, tapi juga anak-anak. Kondisi inilah yang membuat pemerintah mewacanakan penerapan PPKM Darurat pada awal Juli 2021.

Pembatasan aktifitas ini dimaksudkan untuk membatasi mobilisasi masyarakat. Tentu saja hal ini akan membuat perekonomian terpukul. Namun hal ini merupakan pilihan yang sulit. Jika tidak dilakukan, kasus positif akan terus mengalami peningkatan. Terlebih tingkat kedisiplinan masyarakat berbeda-beda. Ada yang dihimbau menggunakan masker dan tidak keluar rumah, langsung mentaati. Tapi tidak sedikit yang melanggarnya. Dan angka kasus positif yang tinggi saat ini merupakan buah dari pelanggaran-pelanggaran tersebut.

Tidak bisa ditawar lagi. Dan bukan bermaksud menebar ketakutan. Menggunakan masker dan menerapkan protokol kesehatan, menjadi sebuah keharusan. Ingat, tingginya kasus positif harian ini tidak lain karena kesalahan kita semua. Tak usah saling menyalahkan dan tak usah saling mencari pembenaran. Mari kita sama-sama introspeksi di masa pandemi ini.

Peran para tokoh juga penting, untuk memberikan informasi yang benar. Seperti kita tahu, di masa pandemi ini banyak sekali informasi menyesatkan, yang sengaja disebar oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Siapapun itu, baik tokoh masyarakat, tokoh politik, tokoh agama, harus bersatu padu memberikan penyegaran dan informasi yang benar. Para tokoh ini diperlukan agar kesadara masyarakat bisa benar-benar public. Saat ini terlihat kesadaran di tingkat masyarakat masih sangat rendah. Anjuran untuk menaati prokes saja, sangat sulit untuk dipatuhi.

Padahal, protokol kesehatan merupakan salah satu senjata yang ampuh untuk mencegah terpapar virus corona. Menjaga jarak dan tidak berkerumun juga merupakan alat untuk menghindarkan dari sebaran virus. Tentu saja menjaga imun tubuh juga tetap perlu dilakukan. Sekarang ini, sebaran kasus covid positif harian sudah sangat mengkhawatirkan. Lebih dari 20 ribu orang setiap hari terpapar virus corona di Indonesia.

Tidak usah saling mencari kesalahan apalagi kelemahan. Tidak usah merasa paling benar dan melihat orang lain sebagai pihak yang salah. Mari saling membantu tanpa harus mempersoalkan latar belakangnya. Ingat, pandemi saat ini sedang dalam kondisi yang genting. Mari saling bergandengan tangan, saling menguatkan bukan melemahkan.

Sekali lagi mari gunakan masker. Bagi yang belum vaksin, segera vaksin. Jangan sampai vaksin tidak mau, tapi nanti ketika positif menyalahkan banyak pihak. Sekarang saatnya bertindak. Pemerintah sudah berusaha menyiapkan vaksin, sekarang tinggal bagaimana tugas kita sebagai masyarakat untuk mentaati protokol kesehatan. Dengan saling sinergi antar semua pihak, diharapkan herd immunity segera terbentuk dan virus corona segera berlalu. Sekali lagi, jangan lupa menggunakan masker. Karena masker itu merupakan bagian dari benteng kita di masa pandemi ini. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun