Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Waspada Provokasi di Masa Pandemi dan Resesi

8 Oktober 2020   17:29 Diperbarui: 8 Oktober 2020   17:36 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diperoleh dari https://www.facebook.com/174114259635458/posts/larangan-melakukan-provokasi-demontrasi-segala-puji-bagi-allah-yang-telah-mengut/174156439631240/

Saat ini seluruh umat manusia di dunia ini sedang mendapatkan ujian dari Allah SWT berupa wabah pandemi covid-19. Di Indonesia sendiri, setidaknya sudah ada ratusan ribu kasus positif. Bahkan, rata-rata kasus positif baru per harinya saat ini sudah mencapai lebih dari 4 ribu kasus. Corona tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tapi juga merusak perekonomian suatu negara. Hampir semua negara saat ini mengarah pada jurang resesi. Hampir semua negara memutar otak, untuk bisa lepas dari jerat corona. Bahkan negara sebesar Amerika Serikat dan presiden sekelas Donald Trump pun juga bisa terkena corona.

Bank Dunia memperkirakan angka kemiskinan di dunia akibat pandemi corona semakin meningkat. Hampir semua negara diprediksi masuk ke jurang resesi. Indonesia sendiri, di kuartal ketiga ini juga akan masuk ke jurang resesi. Dalam kondisi seperti ini, tentu diperlukan sebuah semangat yang kuat, agar kita tetap bisa bertahan dari paparan covid-19 dan dampak yang ditimbulkan. Pasalnya, tidak sedikit perusahaan yang gulung tikar, tidak sedikit masyarakat yang di rumahkan, dan tidak sedikit pula yang kaya menjadi miskin, dan yang miskin semakin terpuruk.

Dalam kondisi seperti ini, diperlukan sebuah pesan-pesan yang menguatkan. Antar teman, saudara, tetangga dan yang lain, harus saling meringankan beban di masa pandemi. Meski harus menjaga jarak, bukan berarti tidak bisa untuk saling menguatkan. Kita punya tradisi yang kuat untuk saling tolong menolong antar sesama. Kita juga punya kearifan lokal untuk saling mengingatkan satu dengan yang lain. Bekal kearifan lokal ini harus terus kita jaga, agar kita tidak lupa tentang nilai-nilai tradisi.

Seperti kita tahu, belakangan ini provokasi masih terus saja terjadi di masa pandemi dan resesi ini. Bahkan ketika pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja disahkan oleh DPR, hoaks dan provokasi kembali menguat di dunia maya. Tanpa bermaksud berada di posisi pro atau kontra, semestinya penguatan literasi harus dimiliki oleh para kedua belah pihak. Cek ricek informasi penting untuk dilakukan. Tidak hanya terkait UU Omnibus Law yang misinformasi, dalam memahami Pancasila, agama, dan pandangan-pandangan yang lain juga seringkali misinformasi, hanya karena terprovokasi hoaks.

Di luar itu, kelompok radikal dan intoleran juga masih sering mereduksi istilah-istilah keagamaan. Pandangan tokoh direduksi, pandangan pemerintah dianggap sesat, Pancasila dianggap sesat dan lain sebagainya. Segala hal yang berseberangan, dianggap sesat bahkan kafir. Lalu, dimana musyawarah untuk mufakat? Dimana toleransi yang sebenarnya tidak bisa lepas dari tradisi dan budaya masyarakat Indonesia?

Karena itulah, mari terus tingkatkan literasi dan kewaspadaan. Indonesia saat ini menghadapi persoalan yang tidak mudah. Pandemi dan resesi harus dihadapi dengan semangat yang kuat. Jangan mudah diprovokasi oleh pihak-pihak yang punya kepentingan tidak baik. Membekali diri dengan informasi yang valid, merupakan keharusan agar kita tidak mudah diombang-ambingkan oleh keadaan. Salam literasi dan toleransi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun