Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tanamkan Benih Perdamaian, Hindari Adu Domba

16 November 2017   07:05 Diperbarui: 16 November 2017   08:35 1096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toleransi - http://www.suarakutim.com

Sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab, tidak bosan untuk terus mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Menanamkan sikap kebangsaan dan menyebarkan wawasan kebangsaan kepada semua pihak, harus dilakukan secara bersama-sama. Indonesia merupakan negara besar, yang mempunyai keanekaragaman suku, budaya dan kekayaan alamnya. 

Indonesia merupakan negara yang menganut banyak agama. Itulah kenapa Indonesia disebut sebagai negara yang heterogen. Meski tumbuh menjadi negara dengan penduduk muslim terbesar, negara ini menegaskan bukanlah negara agama, tapi menegaskan dirinya sebagai negara yang beragama, berlandaskan pada Pancasila.

Pentingnya berwawasan kebangsaan dan menjaga persatuan dan kesatuan, harus ditanamkan sejak dari dalam pikiran. Hal ini penting agar setiap ucapan dan tindakan kita pun, akan mencerminkan hal tersebut. Kenapa ini penting? Karena akhir-akhir ini ujaran kebencian masih saja terus bermunculan di media sosial. Ujaran kebencian berbalut SARA ini, bisa berpotensi memunculkan benih-benih konflik diantara masyarakat. Padahal, karakter negara kita adalah negara yang ramah bukan negara yang mudah marah. Dalam keramaham semestinya ada sikap saling menghargai, saling menghormati, dan tetap mengedepankan kerukunan antar umat beragama. Karena itulah, semboyan bhineka tunggal ika harus menjadi teladan bagi kita semua.

Dan kalau kita telisik lebih dalam, negara kita adalah negara yang sangat mengedepankan kebersamaan. Tidak peduli apa agamanya, apa latar belakangnya, ketika ada tetangga membutuhkan pertolongan, semuanya dengan suka rela memberikan pertolongan. Semangat itu sebenarnya tercermin dalam budaya gotong royong, yang menjadi budaya pemersatu di negeri ini. Melalui gotong royong, tidak ada upaya untuk saling membenci, atau saling memusuhi. Yang ada adalah niat tulus untuk memberkan pertolongan.

Sayangnya, saat ini justru ada pihak-pihak yang melakukan provokasi dengan menyebarkan informasi hoax, informasi berisi ujaran kebencian, informasi yang bisa memicu adu domba diantara masyarakat. Apalagi, sebentar lagi sebagian wilayah di Indonesia akan menggelar pilkada serentak pada 2018. Kenapa kita khawatir? Bukankah pilkada bertujuan untuk mendapatkan pemimpin daerah yang bertanggung jawab? Betul. Namun dalam proses mendapatkan kursi kekuasaan ini, tidak sedikit dari para pihak yang memnggunakan berbagai cara. Salah satunya adalah menjatuhkan elektabilitas rival, dengan cara menyebarkan kebencian dan adu domba.

Mari belajar dari pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Provokasi SARA begitu masif terjadi. Agama dipolitisasi untuk mendapatkan dukungan. Kini, ibukota telah mempunyai gubernur baru. Tentu publik berharap pemimpin terpilih ini, bisa menjaga keberagaman ibukota dan mengedepankan persatuan warganya. Keberagaman dan persatuan harus dirawat sebagai benih perdamaian. Menanamkan benih perdamaian harus ditanamkan sejak dini demi terciptanya NKRI yang lebih damai. Hindari adu domba, agar negeri ini terbebas dari perilaku-perilaku kekerasan atas nama apapun. Mari saling bergandengan tangan, saling menolong, dan saling menghargai tanpa melihat apa agama dan latar belakangnya. Salah damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun