Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mari Bersolidaritas untuk Perdamaian

5 September 2017   06:34 Diperbarui: 5 September 2017   07:39 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersolidaritas - realmind.web.id

Saat ini, solidaritas atas terhadap tragedi kemanusiaan etnis Rohingya terus bermuculan. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar pun, Indonesia memberikan sikap yang tegas terhadap tragedi ini. Tidak hanya pemerintah Indonesia yang mendatangi myanmar, masyarakat Indonesia pun banyak yang memberikan dukungan dan ikut mengecam. Tentu kita tidak ingin tragedi kemanusiaan di Rohingya terus terjadi. Kenapa? Karena pada dasarnya setiap manusia harus hidup merdeka, bebas dari rasa takut, bebas dari tindak kekerasan, dan bebas dari tindakan tidak baik lainnya.

Tragedi kemanusiaan di Rohingya juga telah membuat solidaritas bermunculan, termasuk di Indonesia. Namun ada satu hal yang perlu diingat, mari kita bersolidaritas secara cerdas. Mari kita cek ricek lagi kebenarannya, sampai akhirnya kita memutuskan untuk bersolidaritas. Belakangan, di Indonesia juga mulai muncul ajakan jihad untuk berangkat ke Rohingya. Terlepas apapun pilihannya, sekali lagi mari kita cek ricek dulu. Benarkah disana itu murni konflik agama? Atau hanya konflik politik? Atau konflik sumber daya alam yang mirip terjadi di beberapa negara?

Sebagai makhluk sosial, manusia memang tidak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan pertolongan orang lain. Karena itulah, bersolidaritas menjadi penting. Selain untuk meringankan beban, bersolidaritas juga bisa menumbuhkan kepedulian. Namun kepedulian akan menjadi sia-sia, jika salah sasaran. Mungkin kita masih ingat, ketika konflik terjadi di Alepo beberapa waktu lalu. Karena banyak korban dari masyarakat tidak berdosa, anak-anak menjadi korban, akibatnya semua orang menyalurkan bantuannya ke sejumlah lembaga. Selidik punya selidik, sebagian bantuan itu ternyata ada yang sampai ke jaringan ISIS. Bisa jadi bantuan itu diboikot, atau memang sengaja disalurkan ke kelompok ISIS dengan topeng bantuan kemanusiaan.

Sekali lagi, bersolidaritas memang perlu, apalagi untuk tujuan kemanusiaan. Tapi bersolidaritas juga harus cerdas, agar kita tidak mudah tertipu. Karena bersolidaritas pada dasarnya untuk kebaikan. Bukan untuk menumpahkan darah, bukan untuk menyetorkan nyawa. Semangat bersolidaritas adalah untuk mempersatukan demi terciptanya berdamaian. Bukan menciptakan permusuhan baru. Mari kita belajar dari perjuangan Indonesia untuk mengusir penjajah. Solidaritas masyarakat ketika itu adalah untuk merebut kemerdekaan. Begitu juga ketika kita ingin bersolidaritas ke Rohingya, semestinya bertujuan untuk menciptakan perdamaian.

Ingat, bersolidaritas tujuannya untuk kebaikan. Menciptakan keadaan sosial yang teratur, merupakan tujuan dari solidaritas. Jika kita merasa senasib dengan etnis Rohingya karena sama-sama muslim, semestinya pula solidaritas yang kita berikan bertujuan agar tidak ada lagi kekerasan yang ditujukan kepada etnis Rohingya. Kita juga perlu memikirkan bagaimana kesehatan, makanan, atau kebutuhan yang lain. Hal itu jauh lebih penting dari pada semangatnya untuk bertempur. Biarlah pemerintah ke pemerintah yang bernegosiasi agar tidak ada lagi kekerasan. Semaga masyarakat biasa, mari kita terus bersolidaritas untuk menyuarakan perdamaian. Baik itu untuk etnis Rohingya ataupun untuk masyarkat Indonesia sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun