Mohon tunggu...
Angela Florida Mau
Angela Florida Mau Mohon Tunggu... Penulis - The Spirit of God is on me
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

(Amare,Serive Et Aedivicare). Abadikan pengalaman dan kisah perjalanan hidupmu dengan menulis. Keabadian tampak indah bila terkenang dalam tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menunggu Saat yang Tepat

25 Januari 2022   23:19 Diperbarui: 25 Januari 2022   23:24 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Aku di sini bukanlah menunggu apa yang  telah berlalu pergi,namun menunggu apa yang aku yakini. Terkadang kita  mendengar perkataan ini, atau juga kadang kita sempat mengatakan:  saya  sudah lama atau bosan menunggu.Dan memang sesuatu yang membosankan adalah menunggu.Dengan kalimat ini,orang sering menyimpulkan bahwa menunggu adalah pekerjaan yang  paling membosankan.

Namun tidaklah demikian bagi orang yang percaya pada Allah.Setiap kali kita membaca dan mendengarkan Firman Tuhan pastilah selalu ada ajakan untuk memaknai secara lebih mendalam arti kata menunggu.

Di suatu ketika saya menemukan sebuah buku yang mengisahkan tentang sosok nabi Yesaya yang memuji kemuliaan yang dianugerahkan  Tuhan bagi yerusalem dan tanah suci sebab bangsa Israel dengan setia menunggu saat Allah membawa mereka kembali dari tanah pembuangan.Yerusalem tidak disebut lagi yang ditinggalkan suami,atau yang sunyi tetapi karena kesetiaan  dan kasih Allah,yerusalem akan disebut yang berkenan kepada Tuhan dan yang bersuami,Buah dari menunggu bagi bangsa Israel adalah rahmat pembebasan dari Allah.  

Sekilas saya berbagi hasil permenunganku tentang menunggu saat yang tepat.Bagiku menunggu itu bukanlah hal yang mudah  dan ini menjadi suatu perkara bagiku,karena memang saya tipe orang yang tidak sabar dalam halnya menunggu.

Bagiku menunggu itu buang-buang waktu,tenaga,pikiran,kesempatan pokoknya semua terkuras serasanya bila menunggu yang terlalu lama.Dan seperti yang dikatakan tadi bahwa menunggu saat yang tepat,nah bila terus menunggu dan tidak datang saatnya bagaimana? apakah saya harus terus dalam pertahanan itu? ah,tidak Tuhan memang Kata-Mu dalam Sabda demikian tapi bagiku oh tidak.T

etapi dibalik pergulatan dalam kemanusiawian itu juga saya pun terus belajar untuk selalu sabar dalam menunggu,menanti saat yang tepat  bila di kehendaki Tuhan.Serasa hidup ini tidak ada artinya bila menanti  sesuatu yang tepat di saat yang tidak  tepat pula,tetapi itulah yang harus dihadapi dengan sebuah senyuman yang mencerminkan kesabaran yang terus menanti.Sesungguhnya ketika menemukan buku yang mengisahkan tentang nabi yesaya yang dengan begitu banyak kisahnya setidaknya saya sadar,tahu dan mau melakukan seperti Yesaya tetapi tetap juga tidak mampan sebab berbeda nama,karakter dan juga pola pikir,pandangan  yang sangat jauh berbeda.

Dengan permenungan selama bergulat saya pun  semakin menjadi pribadi yang sadar,tahu dan mau melakukan semaksimal mungkin walaupun terkadang masih terlihat berontaknya,tidak  menerima akan seperti ini,tetapi lewat bimbingan Roh Kudus akhirnya bisa juga seperti Yesaya.T

erima inspirasi buku yang telah menyimpan rahasia sosok sang penunggu sejati yang mana pada akhirnya memperoleh rahmat pembebasan ketika sekian lama menunggu,sebab menunggu adalah sesuatu yang tidak mudah dimana bertentangan dengan kodrat manusiwi seseorang terlebih saya pribadi sendiri.

Akan tetapi bila di yakini dengan teguh akan memperoleh dengan sukacita yang berlimpah-limpah.Semoga pengalaman singkat ini menjadi inspirasi bagi setiap pembaca.Jadilah pribadi yang sabar menunggu,sebab akan ada saat yang tepat bagimu akan memperolehnya kembali dengan penuh syukur dan dalam kelimpahan sukacita.

                    

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun