Inilah kisah perjalanan kami Novis II ALMA Puteri Angkatan 2020 yang maju kaul perdana.
Mengawali semua perjalanan  hidup panggilan dengan penderitaan,kegelisahan, kesedihan  ditengah situasi yang tidak bersahabat,dalam keadaan yang tak menentu,tak pasti harus kemana,di segala tempat dan waktu yang selalu tidak bersahabat dengan kami,entalah mengapa begini tetapi kami bertekad untuk menerima semua yang  berubah  dari awal  rencana,yang mana rencana untuk persiapan retret dalam rangka maju selangkah untuk menjadi anggota penuh dalam ALMA Puteri.
Dikala itu ketika dikabarin oleh para formator kalau  retret kami nanti di tempat yang layak dalam pandangan mata manusia.selama selang waktu kemudian dikabarin kembali lain lagi kami berempat belas jadi bingung mana yang benar dengan bertanya dalam hati,tapi tak mengapalah ternyata kabar yang ketiga inilah yang pas,cocok sebab ini dari pandangan Sang kekasih yang nantinya akan meminang kami.Singkat cerita sekilas kabar dan dikabari kami mensyukurinya dengan hati tulus sebab itulah rencana Tuhan.
Pada hari Minggu,14 Juni 2020 kami berempat belas dengan suasana hati yang sedih bercampur gembira pergi ke tempat retret yang cukup jauh dari rumah pembinaaan ALMA Puteri.
Dan perjalanan kami cukup menarik,menyenangkan, tetapi penuh keprihatinan.
Walaupun begitu kami tetap happy,bersyukur bahwa  walaupun  situasi  seperti ini kami memperoleh kesempatan untuk retret.
Banyak cerita dari ibu-ibu,  ditengah kesibukan kami mempersiapkan semuanya untuk retret.Kali ini retret ALMA Puteri  tidak seperti biasanya bagi  yang mau maju kaul perdana dimana angkat pakaian lalu pergi retret, tetapi kali ini semua dipersiapakan dari keperluan pribadi hingga keperluan bersama.
Berangkat dari pengalaman ditolak dan ditolak untuk retret  yang mana para formator sudah mempersiapkan semuanya tapi karena situasi yang tak memungkinkan menjadi semuanya berubah,dengan lapang menerima pengalaman itu dan akhirnya kami harus menerima kenyataan yang tak terduga.
Sempat ku bertanya dalam hati Tuhan inikah jalan yang Engaku berikan padaku untuk menjalani panggilan ini?Â
Sembari ku goreskan pada selembar kertas yang mewarnai kisah panggilan ternyata tidak mudah seperti yang ku pikirkan,Tuhan sempat ku patah semangat tapi karena cinta ku mampu melewati  gejolak hati yang tak tentu itu.
Tetapi baiklah  saya langsung saja mencoret kisah perjalanan kami menuju rumah retret yang paling kren dan jauh lebih kren bila tak dipandang oleh manusia,sebab itu pandangan dari sang kekasih bahwa tempat kami retret itu lebih indah,menyenangkan.
