Mohon tunggu...
Isna Hafizha
Isna Hafizha Mohon Tunggu... Freelancer - You can call me 'spring', just do it

Hanya manusia yang selalu berdengung dengan kata hatinya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tidak Pernah Ada yang Tahu Seberapa Besar Seseorang Berusaha

6 Desember 2019   23:06 Diperbarui: 6 Desember 2019   23:06 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masih teringat akan hal yang saat ini lagi marak dijadikan sebutan, yakni generasi rebahan. Generasi rebahan identik dengan seseorang yang hobinya malas-malasan di rumah, di kamar kos, di mana saja bahkan. Tak peduli apa yang ia lakukan, entah main game, entah tidur tapi tidak ada yang tahu pasti apa yang seseorang -dari golongan yang bisa disebut dengan generasi rebahan- tersebut pikirkan. 

Bisa saja orang luar (teman, kenalan, keluarga, ataupun yang sekedar lewat) menganggap dia (yang disebut sebagai generasi rebahan) sebagai orang yang malas. Tapi tahukah mereka tentang apa yang sebenarnya dia pikirkan?? Tahukah mereka seberapa dia berusaha. kita tidak pernah tahu bahwa bisa jadi mereka adalah orang yg ditolak berkali-kali  hingga akhirnya mereka memutuskan untuk rehat sejenak sebelum memulai tantangan baru

Hanya ingin sekedar berbagi rasa, bahwa tidak dapat dibenarkan jika kita hanya menilai seseorang dilihat dari hasil akhirnya. Memang benar  ada pepatah yang mengatakan  bahwa hasil tidak akan mengkhianati usaha. Tapi apa pantas jika kita menilai kesalahan (baca: dosa) seseorang berdasar apa yang dilakukannya dihadapan kita?

 Kita lupa, kita bukanlah Tuhan yang berhak menentukan kadar dosa seseorang, kadang kita lupa bahwa Tuhan lebih tahu apa yg dia kerjakan (baca: usahakan). Kita menghakimi seseorang bahwa apa yang dilakukannya itu jelek, tapi hanya jelek di mata kita. Kita tidak sadar bahwa kita sebenarnya iri. Iri dengan keadaan orang lain tanpa tahu apa yang sebenarnya mereka telah dan ingin lakukan. 

Jangan kita menghakimi seseorang dari apa yang kita lihat hanya yang terjadi di hadapan kita. Hanya Tuhan yang berhak menentukan kadar dosa seseorang. Lagi pula, apa gunanya kita menghakimi dosa yang seseorang lakukan, jika kita sendiri tidak menyadari dosa kita yang telah berprasangka butuk

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun