Mohon tunggu...
Petrus Purnama
Petrus Purnama Mohon Tunggu... -

Hanya seorang yang mau belajar 'mengetik' di keyboard... Dan Mau membaca ketikan orang lain. Pemerhati Social Entrepreneurship dan Internet Marketing, suka masalah Teknologi khususnya Internet.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ngopi in The Morning: Never Give Up

1 Juli 2010   00:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:10 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_179594" align="alignleft" width="300" caption="www.flickr.com"][/caption] Secangkir kopi menyegarkan tubuh dipagi hari, memberi semangat baru untuk mengarungi hari. Inspirasi hidup menggugah hati - menyegarkan jiwa. S’mangat Pagi.

Suatu pagi seorang bapak muda, yang baru memiliki seorang bayi dari istrinya, sedang mengendarai sepeda motornya, menuju kampusnya di Udayana, Denpasar dari rumahnya di Tabanan, Bali. Suatu kecelakaan terjadi, dimana dia tertabrak sebuah truk, suatu kecelakaan yang merubah seluruh jalan hidup pria ini.

Putus asa jelas tergambar diwajahnya ketika dia mengetahui bahwa dokter terpaksa harus mengamputasi kaki kanannya, apalagi dia baru menjadi seorang ayah. Apa yang akan dilakukan dikemudian hari hanya dengan satu kaki ? Pikiran pria ini mulai dihantui segala kesuraman akan masa depan dia dan keluarganya.

Untuk membuat hidupnya lebih baik, maka pria ini memutuskan untuk pergi ke Solo untuk membuat kaki palsu yang bisa digunakan sebagai penganti kaki kanan yang sudah diamputasi. Kehidupan baru mulai dia tapaki, dia sekarang mencoba berjalan dengan kaki palsunya, tetapi sayang sekali, kaki palsu yang digunakan ternyata tidak nyaman, sehingga membuat dia tidak dapat berjalan dengan baik.

Melihat hasil buatan kaki palsu yang kurang nyaman untuk digunakan, membuat dia berpikir, bagaimana caranya agar dia bisa nyaman menggunakan kaki palsu tersebut. Berbagai perbaikan terhadap kaki palsunya kemudian dilakukan, yang akhirnya dia bisa membuat kaki palsu yang sesuai dengan kebutuhan dirinya.

Apa yang dialami oleh dirinya, membuat Pria ini terjun dalam pembuatan kaki palsu bagi orang lain yang mengalami nasib yang sama. Sekarang didalam bengkel kecil nya yang merupakan suatu perjuangan dalam mewujudkannya, sudah menghasilkan banyak kaki palsu yang dibuat khusus disesuaikan oleh sang pemakainya.

[caption id="attachment_179596" align="alignright" width="199" caption="thejakartapost.com"][/caption] Keistimewaan dari kaki palsu buatan Bapak I Ketut Surdarmada ini adalah kaki palsu dibuat dan dirancang disesuaikan keadaan kaki pasien atau pengguna, dan dilakukan juga therapy khusus selama satu minggu bagi penggunanya, sehingga dia bisa melakukan pengamatan dan bantuan bagi pemakai kaki palsu buatannya.

Perjuangannya untuk membuat semuannya terwujud tidaklah mudah, selama 4 tahun beliau berjuang sorang diri, memberi pemahaman kepada beberapa orang bahkan pemerintah untuk pentingnya sebuah bengkel untuk bisa memproduksi kaki palsu bagi mereka yang mengalami cacat fisik, kehilangan kakinya. Usahanya tidaklah sia-sia, sekarang ada beberapa donatur dari luar dan dalam negeri yang sudah membantu pendirian bengkelnya, bahkan sebuah penghargaan “Community Research” diperolehnya dari Menteri Riset dan Teknologi.

Putus asa adalah suatu perkara yang bisa membuat kita menjadi kehilangan kemampuan diri bahkan hidup. Apa yang dilakukan Bapak Sudarmada ini adalah contoh anak manusia yang tidak putus harap baik untuk apa yang terjadi dan keinginannya untuk menolong banyak orang yang seperti dirinya.

Terkadang suatu musibah bukan menjadi suatu hukuman bagi seseorang tetapi merupakan “Give” atau pemberian dari Yang Kuasa, untuk bisa lebih memahami orang lain selain diri sendiri, seperti yang dilakukan oleh Pak Sudarmada ini. Keputus asaan seharusnya tidak terjadi ketika kita bisa melihat keluar dari diri kita, banyak hal yang bisa dilakukan, dan banyak juga orang-orang yang mungkin nasibnya lebih tidak beruntung dari kita.

Apakah kita perlu mendapatkan suatu musibah untuk mau peduli kepada orang lain? Atau apakah dalam menyikapi suatu musibah atau masalah harus dengan berputus asa, sehingga sepertinya tidak ada harapan yang ada didepan kita? Never Never Never Give Up, Ketika aku tersenyum kepada mereka yang putus asa; air mukaku yang bahagia akan menambah semangat mereka.

Things will happen in your life that you can't stop, but that's no reason to shut out the world. There's a purpose for the good and for the bad." ~ Crazy Pete

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun