[caption id="attachment_177947" align="alignleft" width="300" caption="ohdediku.files.wordpress.com"][/caption] Secangkir kopi menyegarkan tubuh dipagi hari, memberi semangat baru untuk mengarungi hari. Inspirasi hidup menggugah hati - menyegarkan jiwa. S’mangat Pagi.
Tahun 2006 tepatnya tanggal 27 Januari, seorang anak berusia 15 tahun di China mendapat penghargaan menjadi anak yang memiliki Perbuatan Luar Biasa. Anak tersebut sudah ditinggal oleh ibunya dalam usia yang ke 10 (2001) karena tidak tahan untuk mengurus sang suami (ayahnya) yang menderita sakit keras dan miskin.
Sebagai seorang anak yang mengasihi ayahnya walaupun masih berusia sangat belia, Zhang Da demikian nama anak itu, bekerja dengan gigih memelihara sang ayah dan tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang pelajar.
Tiap hari dia bersekolah dengan berjalan kaki melewati hutan dipinggir desanya, karena ketika berangkat dia tidak sarapan, maka ketika melewati hutan dia memakan daun-daunan, biji-bijian dan buah-buahan yang bisa dia makan. Terkadang dia mencoba beberapa jamur yang tumbuh di hutan, yang bisa dimakan dan dirasa enak oleh lidahnya.
[caption id="attachment_177951" align="alignright" width="225" caption="features.dnaberita.com"][/caption] Ketika pulang sekolah Zhang Da, bekerja sebagai pembelah batu-batu besar, upah dari pekerjaannya ini dia belikan kebutuhan sehari-hari untuk ayahnya, seperti beras dan obat-obatan. Tiap hari dia mengendong ayahnya untuk dimandikan dan membuatkan bubur sebagai makanan harian tanpa lauk apapun., bahkan dia mengurus seluruh kebutuhan ayahnya baik mencuci baju dan pekerjaan lainnya, semua dilakukan tanpa mengeluh diusia yang sangat belia.
Karena dirasa obat-obatan untuk ayahnya terlalu mahal, maka Zhang Da mencoba mempelajari obat-obatan tradisional dari bahan-bahan yang dia dapat dihutan, semua ini dilakukan seperti halnya seorang suster. Kemampuan mengolah bahan alami menjadi obat-obatan hanya berbekal buku bekas yang dibelinya.
Ketika seorang pejabat yang memberikan penghargaan menanyakan apa yang diminta oleh Zhang Da, Aku hanya ingin Mama kembali ! kata Zhang Da. Dia hanya meminta agar ibunya bisa kembali lagi bersama-sama dengan dia untuk merawat ayahnya.
Saya terinspirasi dengan kisah diatas, ketika sebuah kasih tidak mengenal batas baik umur dan strata sosial. Tidak seperti banyak berita yang menggambarkan suatu perpaduan cinta atau kasih yang begitu luar biasa, diahiri dengan perceraian dalam hitungan tahun kemudian.
Atas nama kasih atau cinta munculah seorang bayi, yang ironisnya kemudian diaborsi atau dibunuh, dibuang di tong sampah, ditelantarkan dijalanan. Terdengar juga berita tiga orang anak yang ditelantarkan oleh kedua orang tuanya, hanya karena ada permasalahan ekonomi, yang tragis adalah seorang ayah melindaskan kaki anaknya direl kereta api.
Berita kekerasan seperti air bah yang deras mengalir diberitakan ditelevisi, kesalahpahaman, atau perbedaan pendapat / pilihan bisa menimbulkan konflik yang chaos dan anarkhi. Sepertinya Kasih diantara kita sudah menjadi tidak ada.
Saya perlu belajar banyak dari seorang Zhang Da untuk bisa mengerti arti sebuah kasih, karena dari keluarga sendiri saya bisa mempunyai kemampuan untuk merubah, kepada anak-anak saya, kepada istri saya,kasih perlu diwujudkan, sehingga bisa menjadi habit yang nyata keluar dari kehidupan keluarga. The true Love is Never Die kata orang,Lebih baik makan sayur tapi disertai cinta kasih, daripada makan daging lezat tapi disertai kebencian.
Love and kindness are never wasted. They always make a difference. They bless the one who receives them, and they bless you, the giver~ Barbara De Angelis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H