Mohon tunggu...
SOVI MARIYANA
SOVI MARIYANA Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN Kebundadap Timur I Kecamatan Saronggi

Saya adalah guru kelas VI di sebuah sekolah dasar yaitu SDN Kebundadap Timur I Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur. Saat ini saya sedang mengikuti pendidikan Program Guru Penggerak Angkatan 5 selama 6 bulan, dan sudah berjalan hampir 3 bulan. Program tersebut adalah sebuah program peningkatan kompetensi guru yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Tekhnologi dibawah. Salah satu tugas saya sebagai Calon Guru Penggerak (CGP) adalah membuat berbagai kreatifitas baik berupa tulisan, video, poster, atau karya apapun yang berkolerasi dengan pendidikan. Menulis adalah salah satu hobi saya. Maka melalui PGP saya menuangkan hobi menulis saya, dan melalui media Kompasiana ini, saya ingin berbagi tulisan, pengalaman, dan cerita saya khusus dalam dunia saya sebagai aktor pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.3

22 November 2022   20:09 Diperbarui: 22 November 2022   20:28 5778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.3 Program yang Berdampak Positif Bagi Murid

Model 7 : Segitiga Refleksi (Setelah pembelajaran hari ini saya memahami, saya mampu, perasaan saya, dan target saya adalah)

Oleh : Sovi Mariyana, S.Pd._Calon Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Sumenep

_

Setelah pembelajaran hari ini, 10 November 2022 pada kegiatan Ruang Kolaborasi Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid, saya akhirnya memahami, bahwa dalam diri murid-murid kita, ada yang namanya kepemimpinan murid atau student agency, yaitu sebuah kemampuan atau kompetensi murid untuk mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin , berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas , mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya. 

Ketika saya mengingat beberapa kompetensi tersebut, saya ingat-ingat adakah diantara sekian banyak murid-murid saya yang memiliki kemampuan-kemampuan tersebut, baik secara keseluruhan, sebagian, atau bahkan tidak sama sekali. Ternyata memang ada, sekalipun dalam tiap diri tidak memiliki seluruh kemampuan tersebut, tapi setidaknya ketika dipetakan dalam skala prosentase, ada siswa yang memiiliki 90% dari kepemimpinan murid, ada yang 60%, ada yang 40 %, dan ada yang hanya 10%. 

Dan antara satu siswa dengan siswa lainnya memiliki student Agency yang beragam, ada satu siswa yang mungkin kurang menonjol dalam kompetensi akademik tapi dia memiliki kemampuan berani menyuarakan opininya. Ada yang malu mangungkapkan rasa ingin tahunya sehingga cenderung pasif saat di kelas akan tetapi dia mampu mengarahkan pembelajarannya sendiri. 

Tapi ada juga siswa yang tidak terindikasi bahwa dia memiliki student agency, meskipun saya yakin dia pasti memiliki, mungkin tidak didalam kelas dia menunjukkannya, tapi ketika bersama  kelompoknya atau dalam suasana berbeda, dan itu terlihat ketika mereka berada di luar suasana pembelajaran.

Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa dalam diri murid-murid kita, cenderung memiliki student agency, meski antara satu murid dengan murid lainnya berbeda kapasitasnya. Disinilah letak peran seorang guru. Ki Hadjar Dewantara sebagai seorang tokoh pendidikan di Indoensia mengatakan bahwa maksud pendidikan menuntun segala kodrat yang ada pada aak agar mereka mencapai keselamatan dan kebaikan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

 Tugas kita sebagai pendidik yang mengemban amanah untuk menjalankan pendidikan kepada anak adalah menuntun mereka sesuai kodratnya, dengan peran kita sebagai pemimpin pembelajaran, sebagaii fasilitator, sebagai motivator, bagaimana kita mampu menuntun murid-murid kita agar kepemimpinan yang ada dalam diri mereka bisa muncul. 

Tugas kita sebagai guru bagaimana setiap siswa yang belum  atau kurang memiliki student agency bisa memiliki, bisa tumbuh, bagiaman kita sebagai guru mampu menciptakan kesempatan-kesempatan, pemahaman-pemahaman, dan memotivasi agar mereka bisa memiliki atau menampilkan student agency yang ada dalam diri mereka.  

Atau menampilkan student agency dimanapun mereka berada, saat dibutuhkan, dan dengan siapapun. Bukan hanya ketika berada di antara kelompoknya saja, tapi juga ketika mereka berada di luar kelompok atau komunitasnya. 

Karena pendidikan tidak hanya mempersiapkan siswa untuk kebagahagiaan sebagai manusia, tetapi juga kebahagiaan sebagai anggota masyarakat, karena murid-murid kita, pada akhirnya akan menjadi anggota masyarakat. Dan saat ini, kita sebagai guru sedang berproses mengantarkan mereka untuk menjadi anggota masyrakat yang proaktif dan penuh tanggung jawab terhadap hak dan kewajibannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun