Mohon tunggu...
Harry Puguh
Harry Puguh Mohon Tunggu... Administrasi - Sustainability Profesional

Saya bekerja di lembaga swadaya masyarakat selama lebih dari 20 tahun dan sekarang bekerja dibidang sustainability

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Sistem Kapitalisme Bekerja

6 Juli 2022   16:00 Diperbarui: 6 Juli 2022   16:02 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kapitalisme adalah alat, demikian juga dengan Komunisme dan Sosialisme. Alat ini digunakan untuk mengatur pola kehidupan masyarakat, terutama yang paling kerasa adalah bagaimana mengatur kehidupan perekonomian masyarakat.

Sekarang kita tidak usah diskusi terkait Karl Marx atau Webber, mari kita berkaca, apa yang kita jalani sekarang adalah sistem kapitalisme. Kita diarahkan dari kecil untuk menjadi sparepart mesin kapitalisme yang siap saat bisa dibongkar pasang, disaat yang sama juga menjadi customer sistem kapitalisme, yang setiap saat mereka mengambil keuntungan dari kita. Bahkan itu terjadi di China sekalipun mereka mematrikan diri sebagai Komunis

Sementara yang mempunyai mesin industri memanfaatkan kita dari waktu ke waktu semakin tebal dompet disakunya.

Mari kita merenungkan, kita dari kecil dididik untuk menjadi PNS atau menjadi pekerja di korporasi besar, menghabiskan waktu dan sumber daya keuangan untuk bekerja di perusahaan besar.

Setelah lulus kuliah, mendapat pekerjaan, kita mengisi kebutuhan-kebutuhan mesin kapitalisme, bekerja untuk memberi keuntungan kepada pemilik modal.

Semakin kita ambisius dan agresif, semakin banyak keuntungan yang diperoleh pemilik modal. di atas sana pemilik modal membuat mesin lagi untuk mencukupi kebutuhan tenaga dan gaya hidup sparepartnya, supaya mesinnya terus berputar kuat dan membesar. Mereka menyediakan kebutuhan hidup sehari-hari, kebutuhan gaya hidup dari mobil, rumah sampai jepit rambut.

Para pemilik mesin kapitalisme ini, mengeluarkan uang dari kantong saku kanan untuk menebalkan kantong lainnya, dan berputar seperti bola salju.

Sementara kita? kaya sparepart, ketika rusak dan aus akan banyak penggantinya, dan dijual dimana-mana. jadi jangan kepedean dengan posisi dan jabatan, karena itu cuma permainan peran, yang setiap saat akan diganti dan beralih.

Umur 55 atau beruntung mendapatkan posisi director, bisa memperpanjang usia pensiun jadi 60 tahun, setelah itu? kita cuma besi tua kapitalisme, dipinggirkan untuk diganti dengan mesin baru yang lebih muda, kuat dan lari lebih kencang sesuai dengan perkembangan jaman.

Jadi setelah itu, kita tercerabut dari lingkungan sosial yang puluhan tahun dibangun, penghasilan menurun, tabungan tergerogoti dan kesepian.

Saya ingat, beberapa bulan lalu, salah satu rekan kerja saya pensiun dan yang selama ini yang menjadi rekan kerja paling dekat dengan dia saya tanya "Pak gimana kabar Pak A", dengan entengnya dia jawab "Wah Pak, saya sudah kehilangan kontak", menyedihkan khan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun