Mohon tunggu...
Harry Puguh
Harry Puguh Mohon Tunggu... Administrasi - Sustainability Profesional

Saya bekerja di lembaga swadaya masyarakat selama lebih dari 20 tahun dan sekarang bekerja dibidang sustainability

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Pedagang, Anaknya Sekolah Design di Paris

4 April 2021   07:43 Diperbarui: 4 April 2021   07:51 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua tahun belakangan saya berkenalan dengan beberapa orang yang ada di rantai paling atas jaringan perdagangan kaos Tanah Abang, mereka tergolong muda, paling tua yang saya kenal, berumur 45 tahun, dua tahun dibawah saya.

Secara tidak sengaja, saya berkenalan dengan mereka, karena saya berusaha keras untuk berada di rantai paling atas dijaringan produksi dan perdagangan kaos. Pada saat saya bisa menguasai rantai pasok perdagangan dan produksi kaos ini, saya akan mempunyai kesempatan besar menguasai rantai industri ini, tidak mudah memang menguasai dan mengerti seluk beluk perdangangan ini.

Kalau anda ke Metro, dan mengenal toko kaos URGAN, BADHEL SOUNTRACK dan PURE BLUE, Mereka memulai bisnis dengan seorang diri merantau dari Padang, mereka anak muda yang mempunyai mimpi menaklukkan Jakarta, dan anda tahu apa yang dilakukan mereka pertama kali di Jakarta? 

Anda salah kalau mengira mereka mempunyai modal besar, dan jaringan yang kuat. Mereka ada yang menjadi kuli angkut Pasar Tanah Abang dan Cipulir, bertahun-tahun mereka menjadi kuli angkut, lalu beranjak menjadi Penjaga Toko, dan belajar seluk beluk distribusi dan rantai pasok industri rumahan kaos. dan sekarang diusia muda, mereka menjadi pemain-pemain besar industri kaos di Tanah Abang, yang jangkauan distribusinya melingkupi Asia Tenggara.

Saya mengenal mereka secara pribadi, karena saya berusaha keras masuk ke lingkaran rantai pasok industri ini, karena saya mencintai bisnis ini, bisnis kaos. Saya melakukan segala cara agar saya menemukan lubang kecil yang sangat susah dimasuki, saya mengeluarkan banyak biaya, tenaga dan pikiran agar saya bisa masuk ke lingkaran ini.

Dan saya berhasil menjadi bagian dari sistem distribusi perdagangan ini, mulai dari dimana pabrik buat beli kain paling murah, jaringan konveksi, logistik pengiriman, designer, tukang sablon dan bordir, bahkan kalau tidak punya waktu, saya bisa menemukan tempat beli baju murah, yang bisa saya jual dengan margin tinggi.

Saya pernah ditipu, kerampokan dan bangkrut tetapi saya tidak berhenti, saya baru menyadari saya mencintai industri ini pada umur 38 tahun, sangat terlambat memang, tetapi terlambat tidak apa-apa yang penting saya bisa menemukan cinta itu.

Seharusnya, passion atau cinta itu bisa dikenali sejak dini, ketika kita menginjak usia SMP, sehingga ketika SMA kita bisa memilih jalan terbaik untuk kita sendiri, bukan pilihan orang lain diluar kita.

Setiap pilihan hidup kita memerlukan komitment 100%, daya juang 100%, serta kreatifitas 100%, dunia ini selalu berubah dan progresif, yang tidak bisa mengikuti perkebangan jaman, akan digilas tanpa ampun. Komitmen, daya juang dan kreatifitas itu akan berjalan dengan sendirinya kalau kita mengerti apa yang terbaik buat diri kita sendiri, yang kita cintai, yang membuat kita antusias setiap hari dan bersemangat setiap hari.

Kebanyakan dari Merek-merek diatas yang saya sebut, dimiliki olah orang-orang yang tidak Berpendidikan tinggi, bahkan ada yang tidak mengerti mengoperasikan sosial media, tetapi salah satu dari mereka menyekolahkan anaknya di sekolah desig Paris ternama, dengan biaya hidup 50 juta perbulan dan biaya kuliah 400 juta setahun, dan salah satu anaknya bersekolah di German.

satu alasan kenapa mereka menjadi seperti itu adalah bukan karena uang, tapi karena mereka memilih apa yang mereka cintai untuk mereka kerjakan, mereka bisa saja memilih menjadi pebisnis rumah makan atau yang lainnya, dan ketika kita sudah tau apa yang kita cintai untuk dikerjakan, kita akan punya banyak tenaga untuk mencari  dan menjadi yang terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun