Mohon tunggu...
sopian Be
sopian Be Mohon Tunggu... Guru - mari merangkul bukan memukul

Badai Pasti Berlalu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berencana Boleh, "Dia yang Menentukan"

29 Maret 2020   21:22 Diperbarui: 29 Maret 2020   21:26 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Walpaperkren18.blogspot.com

Terkadang kita lupa bahwa apapun yang terjadi dengan kita adalah kehendak-Nya, ego kita selalu tinggi sehingga membuat kita lupa dengan segalanya. Kita berencana boleh, tapi ingat yang berhak menetukan itu adalah yang menggenggam hati kita bahkan yang Kuasa segala alam semesta ini.

Terkadang kita sudah merencanakan sesuatu itu dengan matang, segala persiapan sudah disiapkan, perabotan yang mau digunakan sudah disiapkan dan bahkan tinggal menunggu waktu saja untuk melakukannya, namun ada-ada saja hal yang bisa membatalkan rencana kita. Disitu terkadang banyak yang tidak menyadari, kita mengeluh.

"ah gagal lagi", "yah gak jadi dong", "lah gimana rencana kita",

dan banyak lagi cara kita untuk meluapkan rasa kecewa dengan gagalnya rencana itu.

Dengan ego kita yang tinggi terkadang macam-macam perkataan yang keluar dari mulut kita, bahkan yang tidak sepantasnya kita ucapkan pun saat itu kita lontarkan demi untuk melampiaskan rasa kekecewaan kita. Kita lupa bahwa yang mengerakkan segalanya itu adalah Dia yang Menguasai segalanya.

Kita hanya menjalankan apa yang telah Dia rencakan. Karena Dia tau apa yang terbaik untuk kita dan Dia tau apa yang kita butuhkan, bukan hanya memenuhi dan menuruti hawa nafsu kita saja. 

Memang betul kita sudah lelah mempersiapkan dan merencanakan sesuatu yang mungkin itu sangat baik menurut kita, tapi jangan lupa bahwa pepatah mengatakan.

"seorang petani itu wajib untuk berusaha, tapi tidak wajib untuk berhasil"

Lalu mengapa demikian?  Karena tidak ada satu pun yang berhak memutuskan itu baik atau buruk untuk kita kecuali Dia. Keluhan-keluhan yang memang nampak biasa saja bagi kita, tapi itu menjadikan cermin bagi kita bahwa kita terkadang tidak berlapang dada dalam menerima sesuatu, padahal jika kita menyadari bahwa kita ini atas rencana Dia.

Setiap orang pasti pernah merasakan gagal dalam menjalankan rencananya, tapi terkadang diantara kita ada yang menyadari bahwa kita ini lemah dan akhirnya bisa menerima kegagalan itu denga rendah hati, dengan berlapang dada, ikhlas menerima apa yang ditakdirkan untuknya, hal semacam ini lah yang seharusnya kita lakukan jika rencana kita gagal kita laksanakan.

Namun berbanding terbalik dengan orang yang angkuh dan sombong, ketika rencana yang sudah ia rencanakan itu gagal, maka yang ia ucapkan perkataan-perkataan yang kotor, keluar sumpah serapah dari mulutnya dan bahkan terkadang menganggap Dia tidak adil, na'uzubillah. Hal semacam inilah yang seharusnya kita hindari, karena tidak sepantasnya kita lakukan sebab kita ini adalah hamba yang hanya menumpang hidup dialam Kuasa-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun