Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pelan-pelan Memahami Maaf dan Penyesalan Narji

5 Januari 2022   21:09 Diperbarui: 9 Januari 2022   06:37 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Narji gabung PKS (pks.id)

"Saya berharap masyarakat mau memaafkan. Masak masyarakat tidak memaafkan saya. Istri saya saja memaafkan saya, yang punya tampang kayak gini." 

Salah seorang komedian terkenal, Narji dikabarkan telah bergabung kedalam salah satu partai politik. Masuknya Narji ke Partai Keadilan Sejahtera alias PKS tentu memberi warna baru ketubuh organisasi politik yang dipimpin oleh Ahmad Syaikhu ini.

Berlabuhnya Narji kedalam PKS memang bukan tanpa alasan. Dikutip dari salah satu pemberitan daring, Narji menganggap bahwa PKS layaknya seperti pesantren politik yang sangat banyak diisi oleh orang-orang berilmu. Selain bisa belajar agama, katanya Narji bisa juga memperdalam ilmu politiknya di sini.

Hmm, tentu saja itu bukan hal yang menganggetkan bagi saya. Puja-puji anggota baru kepada Partai politik yang ia baru masuki tentu hal yang biasa. Apalagi Narji paham betul bahwa PKS memiliki gerakan gerilya oposisi yang paling vokal diparlemen saat ini.

Namun glorifikasi Narji mengenai PKS menjadi tidak biasa bila yang bersangkutan malah meminta maaf sebelum bergerak. Permintaan maaf ini ia tujukan kepada partai sekaligus kepada simpatisan PKS bahwasannya dulu Narji pernah mendukung Dudung ketika mencopot baliho Rizieq.

Kilas balik mengenai pencopotan baliho Rizieq selaku ketua Front Pembela Islam (FPI) memang kala itu banyak menyita perhatian kita. Saat itu Dudung masih menjabat sebagai Pangdam Jaya dan saat ini beliau telah naik jabatan sebagai KASAD.

Dalam podcast one two three close the door om dedy corbuzier, Dudung mengaku darahnya sangat mendidih karena tidak terima presiden jokowi dilecehkan melalui baliho FPI yang tersebar di seantero kota Jakarta. Ekpresi kemarahan Dudung ini kemudian tertuang dalam aksi pencopotan baliho tersebut.

Nah pada kejadian itu, Narji yang dulu seorang komedian Jenaka dan belum banyak tahu-menahu dengan konstelasi politik juga turut andil. Narji mendukung aksi Dudung sebagai bentuk penegakkan NKRI dan negara Panacila dinegara Indonesia tercinta ini.

Atas kejadian tersebut saya pun berusaha untuk pelan-pelan memahami permintaan maaf dan penyesalan Narji. Tindakannya di masa lalu hari ini harus berbuah sebuah ungkapan lara yang seharusnya tidak perlu terucap dari orang yang selama ini membuat orang lain tersenyum.

Apa yang sebenarnya dilakukan oleh Narji merupakan sebuah bentuk politik skeptis. Permintaan maafnya di depan publik karena ikut mendukung Dudung hanya akan menunjukkan bahwa beliau akan menjadi salah satu boneka pendongkrak elektabilitas partai di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun